“PELANGI
RINDU DI JELANG SENJA”
Oleh: Dara Kelana
Saly
dan Harun dikenal sebagai pasangan yang romantis dan harmonis karena selama
menjalani rumahtangga tak pernah mereka
berselisih.Harun sangat menyayangi dan mencintai Saly sejak mereka berpacaran
di SMA. Saly cinta pertama bagi Harun begitu juga Harun cinta pertama bagi Saly.Keharmonisan mereka bahkan mendapat
julukan Romy dan Yuly dari para tetangga dan teman – teman mereka. Karena
kemana pun pergi mereka selalu berdua
dan bergandeng tangan. Saly istri yang solehah yang menerima segala
kekurangan dan kelebihan suaminya meski kehidupan mereka dalam kesederhanaan.Saly sangat bersyukur dan
bahagia hidup bersama Harun pria yang soleh, baik dan bijaksana yang selalu
mengalah dan mengerti keinginannya.Tak putus syukur tercurah dari buah cinta
mereka Allah mengkaruniai sepasang anak yang bernama Rio dan Ani.
Harun
bekerja di perusahaan swasta sementara Saly dirumah mengurus anak dan rumahtangga. Bagi Harun istri lebih baik dirumah
mengurus anak dan melayani suami.Berkat didikannya kini Rio telah menamatkan S1
dan telah bekerja sementara Ani baru kuliah semester I di UHAMKA jurusan
PGSD.Putra putri yang soleh dan solehan menambah sempurna kebahagiaan mereka.
Senja
itu suasana rumah mereka diliputi rasa haru dan bahagia karena Saly mengadakan
acara pengajian dan tasyakuran ulang tahun pernikahannya dengan Harun yang ke
25 boleh dibilang kawin perak.Ibu – ibu tetangga teman Saly dipengajian serta
kerabat dan sahabat datang untuk mendoakan dan memberi selamat kepada Saly dan
Harun.
“Selamat
yah Bu Saly dan Pak Harun ” ucap Meli sahabat Saly .”Hebat lho, tidak mudah
mempertahankan keutuhan rumahtangga hingga sejauh ini,” sambung Meli
“Terimakasih
Bu Meli,” Saly memeluk sahabatnya erat.
“Kamu
beruntung sekali Saly, punya suami dah ganteng ,baik dan cinta mati sama kamu.”
Celoteh Meli
“Ah
, kamu berlebihan Mel” ucap Saly perlahan.
“Oke
Aku pamit yah,met bulan madu lagi deh....” ejek Mely sambil pamit pulang dikuti
ibu – ibu dan tamu yang lain.
Usai
acara tasyakuran sebelum tidur Harun memberikan kado kecil berpita merah kepada
Saly.Harun memang senang sekali memanjakan Saly dengan kado – kado istimewa
“Ini
untukmu sayang met milad pernikahan kita terimakasih atas cinta dan kesetianmu
selama ini sama Ayah dan anak –anak kita” Harun menggenggam kedua telapak
tangan Saly seraya memberikan kado dan mengecup kening istri tercintanya.
“Terimakasih
Ayah,selamat ulang tahun pernikahan kita semoga cinta kita abadi
selamanya,makasih juga kadonya tapi mamah ga punya kado buat Ayah,”ucap Saly
dalam pelukan suami tercintanya dengan perasaan haru dan bahagia.
“Cinta
dan kesetiaan Mamah adalah kado terindah dalam hidup Ayah, Mah,”jawab Harun
dengan kembali mencium kening istrinya.”Ayo buka kadonya semoga Mamah suka
memakainya.” Sambung Harun.
Saly
segera membuka kado kecil berpita merah.Alangkah bahagianya hati Saly setelah
melihat isi kado adalah sebentuk cincin bermata mirah kesukaannya.”Terimakasih
Ayah mamah suka sekali cincinnya,”kembali Saly memeluk dan mencium pipi Harun.
“Ayo
pake cincinnya.”pinta Harun”Pas ga di jari mamah?”
Saly
memasukkan cincin indah itu ke jari tengahnya dan memang sangat pas karena
Harun telah hapal sekali ukuran jari istrinya.” Pas Ayah, sekali lagi makasih
ya.”ucap Saly.
Malam
itu seakan malam pertama bagi mereka meski usia keduanya tak lagi muda.Cinta
dan ketulusan diantara keduanya kunci kebahagian yang terjaga hingga 25 tahun
bersama.
“Selamat
pagi Mamah, Ayah, selamat ulang tahun perkawinan ya, semoga cinta Mamah dan
Ayah sampai ke pintu surga” ucap Rio yang belum sempat mengucapkan selamat
kepada orang tuanya karena semalam ketika pulang kerja orang tuanya telah
tertidur lelap.
“Ini
kado dari kami berdua,semoga Ayah dan Mamah suka,” ucap Ani seraya memeluk Ayah
dan Mamahnya.Sungguh sempurna kebahagiaan keluarga sederhana mereka dengan
memiliki putra dan putri yang soleh solehah.
“Terimakasih
sayang,” ucap Saly seraya mencium kening Ani.
“Ayo
kita sarapan nanti telat ke kampus kamu Dik,”ajak Harun sambil merengkuh bahu
putri bungsunya yang kini telah menjadi mahasiswa. Mereka sarapan bersama
sambil bercengkrama santai seputar acara tasyakuran dan Saly membuka kado dari
kedua anaknya yang ternyata mukena cantik dan sarung untuk Harun.
“Terimakasih
sayang, mamah suka kadonya,hmmm...Ayah, nih kan sarung idaman Ayah”ucap Saly
seraya menunjukkan sarung BHS warna putih kesukaan Harun.
“Waw!
bagus sekali, pasti mahal harganya, terimakasih ya, anak- anakku semoga kalian
sukses selalu,” seru Ayah seraya mengusap kepala Rio.
Usai
sarapan,Harun, Rio dan Ani pamit berangkat kepada Saly kebetulan arah kantor
Rio dan Harun sama hanya Ani yang harus pindah ke bis di prapatan Cimeo.Saly
mengantar kepergian mereka hingga mobil expander putih yang membawa orang – orang
yang paling dicitainya tak terlihat dibelokan jalan.Saly membenahi meja
makan dan mencuci piring – piring serta gelas bekas sarapan tadi.Seperti ibu –
ibu rumahtangga yang lainnya aktifitas Saly setiap hari mencuci pakaian,
memasak dan merapikan rumah semua dilakukannya dengan ikhlas dan bahagia. Pukul
09.00 WIB pekerjaan rumah telah selesai Saly bergabung dengan ibu – ibu di
Majlis Ta’lim Nuurul Huda yang letaknya tidak jauh dari rumah untuk mengadakan
pengajian mingguan sebagai ajang menuntut ilmu dan bersilahturahmi.
***
Tiada
langit tak berawan,tiada laut tak
bergelombang senja itu sepulang dari kantor Harun kehilangan semangat mukanya
pucat pasi karena kenyataan pahit yang baru saja diterima dari pimpinan
perusahaan bahwa dirinya dirumahkan mengingat keadaan perusahaan yang
gulungtikar.Saly berusaha tetap tenang dan menghibur suami tercintanya.
“Sabar
yah,ga pa – pa istirahat dulu, ntar cari lagi pekerjaan mudah –mudahan masih
ada pekerjaan buat Ayah di perusahaan yang lain,” ucap Saly menenangkan Harun
“Tapi,
mana ada Mah, perusahaan yang menerima karyawan baru seusia Ayah,”jawab Harun
perlahan.
“Pasti
ada Yah,sabar dan kita berusaha.Ayah ga usah banyak pikiran ya.” Saly merengkuh
pundak suaminya dengan penuh rasa kasih.
Satu
bulan sudah Harun kehilangan pekerjaannya kejenuhan mulai menerpa.Beberapa
perusahaan yang didatanginya belum ada yang dapat memberinya pekerjaan.Harun
mulai depresi emosinya mulai tidak
stabil.Salah sedikit marah dan marah tapi Saly berusaha sabar dan mengerti .Bahkan
Harun mulai mengeluh sakit kepala.
“Mah
. . . Mah . . . .”Teriak Harun dari kamar mandi. Saly segera menghampiri Harun
dan alangkah terkejutnya Saly melihat keadaan Harun yang tak kuasa bangun dari
jatuhnya.
“Astagfirullahalajdim,
kenapa kamu Yah?” Saly berusaha membantu Harun bangun dan memapahnya keluar
dari kamar mandi.” Rio, Ani bantu Mamah!” teriak Saly memanggil anak-
anaknya.Rio dan Ani berhamburan keluar dari kamar mendatangi kedua
orangtuanya.Saly dan anak –anaknya sangat khawatir dengan keadaan Harun yang tak kuasa menggerakkan sebagian
tubuhnya.
“Ayo
kita bawa kerumahsakit Mah!” ajak Rio seraya berusaha menggendong Harun di
bantu Saly dan Ani membawa Harun ke mobil.Rio segera menghidupkan mobil dan
melaju menuju rumahsakit Hermina.
Setiba
di rumah sakit Harun diperiksa Dokter ternyata Harun terkena stroke ringan dan
harus dirawat beberapa hari di rumah sakit.Saly sangat sedih melihat keadaan
suami yang sangat dicintainya dan senantiasa berusaha menyemangati dan
menghibur Harun.Selama di rumahsakit Saly tak beranjak sehari pun dari kamar
rawat inap suaminya.Setelah kondisi Harun membaik Dokter mengijinkan Harun
pulang tetapi harus menjalani terapi.Harun semakin bermuram durja serasa kian
tak berguna bagi istri dan keluarganya.Tubuhnya seakan mati sebelah untuk berjalanpun susah.Saly mulai kehabisan
dana untuk membiayai pengobatan Harun meski Rio membantunya tapi Ani masih
sangat membutuhkan biaya kuliahnya.
“Halo,assalamualaikum
,”sapa Saly kepada sahabatnya Meli lewat telephon genggamnya.
“Waalaikumsalam
ya Sal, ada apa?gimana keadaan suamimu?” tanya Meli
“Alhamdulillah
keadaan Harun mulai membaik,Mel ajak aku dong kerja di butik ,”jawaban Saly
membuat Meli terkejut.
“Ga
salah nih dirimu mau kerja ? mana boleh sama suamimu ?”
“Harun
sakit Mel,Aku butuh biaya buat pengobatannya dan biaya kuliah Ani,”jawab Saly
dengan penuh harap sahabatnya mau mengajaknya bekerja.
“Ok,
nanti Aku tanya Kahfi ya mudah- mudahan dia masih butuh tenaga di butiknya yang
baru,”
“Terimakasih
Mel,kutunggu khabar secepatnya ya!” Saly menutup pembicaraanya dengan Meli dan
menghampiri Harun yang sedang duduk di kursi rodanya.Saly mengutarakan niatnya
untuk bekerja di butik dengan Meli tapi Harun tak memberi jawaban sepatah kata
pun.Saly mengerti Harun pasti tak akan mengijinkannya untuk bekerja apalagi kondisi
Harun yang membutuhkan perawatan khusus tapi satu sisi mereka butuh biaya untuk kebutuhan hidup dan
biaya pengobatan Harun sementara uang sisa pesangon yang di dapat Harun dari
perusahaan kian menipis.Keesokan harinya kembali Saly mengutarakan niatnya
untuk bekerja.Akhirnya Harun mengijinkan Saly untuk bekerja demi membantu
keuangan keluarga meski sesungguhnya hati kecil Harun tidak ikhlas karena tak
tega jika orang yang paling dia cintai memeras keringat untuk dirinya dan
keluarganya.Tet... tet ... tet ... suara panggilan dari handphone Saly yang
ternyata dari Meli.Saly bergegas mengambil handphonenya.
“Halo,
assalamualaikum.” Sapa Saly penuh semangat dan berharap ada khabar baik dari
Kahfi si pemilik butik
“Waalaikumsalam,Sal
besok siap masuk kerja?” tanya Meli
masih dalam keraguan karena tidak yakin kalau Saly akan dijinkan bekerja oleh
Harun.
“Siap
Mel, terimakasih yah, dah bantu cariin Aku kerjaan,” jawab Saly bahagia
“Sama
– sama Sal sampai jumpa besok aku jemput jam 08.00 wib.”
“Oke.”
***
Aktifitas
Saly kini berubah,ba’da subuh Saly mengerjakan seluruh pekerjaan rumah dari
mencuci,memasak dan merapikan rumah dibantu Ani karena pukul 08.00 wib Saly
harus berangkat ke butik hingga pulang pukul 05.00 sore.Kondisi Harun belum
sembuh total meski terapi dilakukan seminggu sekali. Kala semua anggota
keluarga pergi tinggallah Harun sendiri di rumah kejenuhan menerpa membuat
pikirannya kacau karena merasa tak berguna.Sementara Saly merasa senang
menikmati pekerjaannya di butik yang tidak terlalu capek.Melihat dan kadang
mencoba gaun mahal yang indah dengan model kekinian.Suatu hari Saly sedang
memegang sebuah gamis berwarna merah warna kesukaannya tiba – tiba Kahfi Sang
pemilik butik menghampirinya.
“Kamu
suka gamis itu ?” tanya Kahfi yang ternyata selama ini memperhatikan Saly.Kahfi
adalah pengusaha butik gamis yang sukses usianya 5 tahun diatas Saly.Setahun
yang lalu istrinya meninggal dunia karena terkena kangker.
“Oh
yah, maap pak ,” Saly terkejut dan merasa sangat malu sembari menyimpan kembali
gamis merah di gantungan baju.
“Kalau
kamu suka ambil ajah.” Ucap Kahfi seraya menatap lembut wajah Saly
“Oh...
ga pak, terimakasih,” Saly menundukkan kepalanya karena merasa risih dengan
tatapan lembut Kahfi.Tiba – tiba Kahfi mengambil gamis berwarna merah itu dan
memasukkannya ke dalam paperbag.”Ambillah anggap saja bonus dari saya.” Ucap
Kahfi seraya menyodorkan paperbag ke tangan Saly.
“Terimakasih
Pak,Saya jadi malu,” Saly mengambil paperbag dari tangan Kahfi meski malu tapi
Saly sangat senang karena harga baju itu separuh dari gajinya di butik dalam
hati Saly kagum kepada Kahfi yang begitu baik dan dermawan.
Sejak
saat itu Kahfi sering datang ke butik untuk sekedar melihat Saly dan mengajak
makan siang.Sementara Harun mulai marah – marah karena merasa Saly kurang
memperhatikannya bahkan sering pulang terlambat.Kata – kata Harun kadang sangat
menyakitkan hati membuat Saly merasa tidak nyaman.Saly sering curhat kepada
Kahfi kala mereka makan siang sikap Kahfi yang lembut dan bijaksana membuat
Saly senang bercengkrama dengannya dan semakin lama tumbuh benih – benih cinta
terlarang di hati keduanya.
“Aku
antar kamu pulang yah?” tanya Kahfi saat Saly hendak pulang usai menutup butik.
“Jangan
Pak, nanti SiAyah tahu bisa marah.”jawab
Saly meski sesungguhnya Saly merasa senang jika bisa berlama – lama dekat
dengan Kahfi.
“Baiklah
kalau begitu,hati – hati di jalan sampai jumpa besok yah!”jawab Kahfi sambil
berlalu kearah Fortuner Putih yang diparkirnya di depan butik.
***
Berjuta senja ku jumpa tiada seindah ronamu
Lembut menawan bangkitkan gelora dikalbu
Wahai senjaku kini pelangi rindu hanya untukmu
Sirna kegersangan hadir kesejukkan karenamu
Sebait
puisi menghias layar kaca wa Saly terkirim dari Kahfi membuat Saly berdebar dan
segera menghapusnya karena khawatir Harun membacanya.Cinta terlarang kini
semakin bersemi di hati Saly, semakin hari hubungan Saly dengan Kahfy semakin
dekat.Perubahan sikap dan penampilan Saly membuat Harun curiga dan membuat
Harun semakin depresi.Selama ini Harun percaya pada istrinya tapi kini Harun
merasa perlu mencari tahu penyebab perubahan pada sikap istrinya.Pagi itu Saly
tidak berangkat ke butik karena tiap hari jumat butik tutup.Saly berangkat ke
pasar bersama Ani untuk membeli sayuran dan lauk pauk yang akan di masak.Saly
lupa tidak membawa hpnya. Tiba – tiba ada pesan masuk Harun membukanya dan
betapa terkejutnya Harun membaca pesan di WA dari Kahfi “Selamat pagi sayang”
Kahfi memanggil Saly dengan kata “Sayang?” apa maksudnya ini ? ada hubungan apa
mereka ? berjuta tanya dalam benak Harun membuat sesak di dada dan serasa petir
menyambar tatkala Harun membuka galeri terpampang beberapa poto mesra Saly
dengan Kahfi.”Astagfirullahalajdim,” ingin menjerit rasanya Harun tapi lemah
lunglai raganya hancur berkeping hatinya Harun benar – benar kecewa dan terluka
istri yang sangat dicintai kini telah menghianatinya. Entah setan mana yang
membuat Harun kehilangan akal sehatnya diambilnya botol pembasmi nyamuk di
bukanya tutup botol itu Harun merasa tak
berguna lagi hidup jika kini harus kehilangan segala – galanya diminumnya
beberapa teguk cairan baygon itu.Tiba – tiba Rio keluar dari kamarnya dan
melihat Harun lemas dikorsi rodanya dengan botol baygon disampingnya.
“Astagfirullahalajdim....Ayah
kenapa Ayah?”jerit Rio memeluk sang Ayah dan betapa kagetnya Rio mencium bau
baygon dari mulut Harun.Rio menggendong Harun yang lemah tak berdaya membawanya
ke dalam mobil menuju rumahsakit.Dokter segera memberi pertolongan dan
menetralkan tubuh harun dari racun pembasmi nyamuk alhamdulillah Harun selamat.Rio
menghubungi Ani yang sedang di pasar bersama Saly mereka segera menyusul ke
rumahsakit.
“Ada
apa dengan Ayah Kak?” tanya Ani kepada Rio
“Entahlah
Kakak juga ga ngerti kenapa Ayah nekad minum baygon.” Jawab Rio dalam
keherananya
“
Hah? Minum baygon?” tak percaya Ani mendengar jawaban Rio
“Apa
maksdumu Rio kenapa Ayah minum baygon ?” Saly tak menunggu jawaban Rio langsung
masuk menemui Harun di ruang UGD.
“Ayah,
ada apa dengan Ayah kenapa Ayah lakukan ini ?” tanya Saly seraya menggenggam
tangan Harun.
“Mamah
tega!” jawab Harun seraya memandang tajam wajah istrinya.Saly tak mengerti
mengapa Harun mengatakan itu kepada dirinya.”Sejuah mana hubungan mamah sama
Kahfi?”tanya Harun membuat Saly terkejut.”Mamah bunuh saja Ayah!”
Saly
tak dapat berkata apapun hanya urai airmata penyesalan yang mengalir dari
pelupuk matanya betapa selama ini Saly keliru telah menghadirkan ruang cinta di
hatinya untuk Kahfi yang membuat suaminya hampir kehilangan nyawa.
“Ayah
maapin Mamah.” Saly menangis dipeluknya Harun yang tak jua menjawab maap
Saly.”Mamah ga akan kerja lagi,Mamah janji ga akan nemuin Kahfi lagi,” Harun
tetap diam membisu perlahan butiran bening mengalir dari pelupuk matanya.Betapa
dia kecewa pada Saly yang tega menghianatinya di saat dia tak berdaya tapi cintanya
yang begitu besar pada Saly mampu mengalahkan kebenciannya.
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar