Senin, 24 Februari 2020

Cerpenku


“PELANGI RINDU DI JELANG SENJA”
                                         Oleh: Dara Kelana

Saly dan Harun dikenal sebagai pasangan yang romantis dan harmonis karena selama menjalani rumahtangga  tak pernah mereka berselisih.Harun sangat menyayangi dan mencintai Saly sejak mereka berpacaran di SMA. Saly cinta pertama bagi Harun begitu juga Harun cinta pertama bagi  Saly.Keharmonisan mereka bahkan mendapat julukan Romy dan Yuly dari para tetangga dan teman – teman mereka. Karena kemana pun pergi mereka selalu berdua  dan bergandeng tangan. Saly istri yang solehah yang menerima segala kekurangan dan kelebihan suaminya meski kehidupan mereka  dalam kesederhanaan.Saly sangat bersyukur dan bahagia hidup bersama Harun pria yang soleh, baik dan bijaksana yang selalu mengalah dan mengerti keinginannya.Tak putus syukur tercurah dari buah cinta mereka Allah mengkaruniai sepasang anak yang bernama Rio dan Ani.
Harun bekerja di perusahaan swasta sementara Saly dirumah mengurus anak  dan rumahtangga. Bagi Harun istri lebih baik dirumah mengurus anak dan melayani suami.Berkat didikannya kini Rio telah menamatkan S1 dan telah bekerja sementara Ani baru kuliah semester I di UHAMKA jurusan PGSD.Putra putri yang soleh dan solehan menambah sempurna kebahagiaan mereka.
Senja itu suasana rumah mereka diliputi rasa haru dan bahagia karena Saly mengadakan acara pengajian dan tasyakuran ulang tahun pernikahannya dengan Harun yang ke 25 boleh dibilang kawin perak.Ibu – ibu tetangga teman Saly dipengajian serta kerabat dan sahabat datang untuk mendoakan dan memberi selamat kepada Saly dan Harun.
“Selamat yah Bu Saly dan Pak Harun ” ucap Meli sahabat Saly .”Hebat lho, tidak mudah mempertahankan keutuhan rumahtangga hingga sejauh ini,” sambung Meli
“Terimakasih Bu Meli,”  Saly  memeluk sahabatnya erat.
“Kamu beruntung sekali Saly, punya suami dah ganteng ,baik dan cinta mati sama kamu.” Celoteh Meli
“Ah , kamu berlebihan Mel” ucap Saly perlahan.
“Oke Aku pamit yah,met bulan madu lagi deh....” ejek Mely sambil pamit pulang dikuti ibu – ibu dan tamu yang lain.

Usai acara tasyakuran sebelum tidur Harun memberikan kado kecil berpita merah kepada Saly.Harun memang senang sekali memanjakan Saly dengan kado – kado istimewa
“Ini untukmu sayang met milad pernikahan kita terimakasih atas cinta dan kesetianmu selama ini sama Ayah dan anak –anak kita” Harun menggenggam kedua telapak tangan Saly seraya memberikan kado dan mengecup kening istri tercintanya.
“Terimakasih Ayah,selamat ulang tahun pernikahan kita semoga cinta kita abadi selamanya,makasih juga kadonya tapi mamah ga punya kado buat Ayah,”ucap Saly dalam pelukan suami tercintanya dengan perasaan haru dan bahagia.
“Cinta dan kesetiaan Mamah adalah kado terindah dalam hidup Ayah, Mah,”jawab Harun dengan kembali mencium kening istrinya.”Ayo buka kadonya semoga Mamah suka memakainya.” Sambung Harun.
Saly segera membuka kado kecil berpita merah.Alangkah bahagianya hati Saly setelah melihat isi kado adalah sebentuk cincin bermata mirah kesukaannya.”Terimakasih Ayah mamah suka sekali cincinnya,”kembali Saly memeluk dan mencium pipi Harun.
“Ayo pake cincinnya.”pinta Harun”Pas ga di jari mamah?”
Saly memasukkan cincin indah itu ke jari tengahnya dan memang sangat pas karena Harun telah hapal sekali ukuran jari istrinya.” Pas Ayah, sekali lagi makasih ya.”ucap Saly.
Malam itu seakan malam pertama bagi mereka meski usia keduanya tak lagi muda.Cinta dan ketulusan diantara keduanya kunci kebahagian yang terjaga hingga 25 tahun bersama.
“Selamat pagi Mamah, Ayah, selamat ulang tahun perkawinan ya, semoga cinta Mamah dan Ayah sampai ke pintu surga” ucap Rio yang belum sempat mengucapkan selamat kepada orang tuanya karena semalam ketika pulang kerja orang tuanya telah tertidur lelap.
“Ini kado dari kami berdua,semoga Ayah dan Mamah suka,” ucap Ani seraya memeluk Ayah dan Mamahnya.Sungguh sempurna kebahagiaan keluarga sederhana mereka dengan memiliki putra dan putri yang soleh solehah.
“Terimakasih sayang,” ucap Saly seraya mencium kening Ani.
“Ayo kita sarapan nanti telat ke kampus kamu Dik,”ajak Harun sambil merengkuh bahu putri bungsunya yang kini telah menjadi mahasiswa. Mereka sarapan bersama sambil bercengkrama santai seputar acara tasyakuran dan Saly membuka kado dari kedua anaknya yang ternyata mukena cantik dan sarung untuk Harun.
“Terimakasih sayang, mamah suka kadonya,hmmm...Ayah, nih kan sarung idaman Ayah”ucap Saly seraya menunjukkan sarung BHS warna putih kesukaan Harun.
“Waw! bagus sekali, pasti mahal harganya, terimakasih ya, anak- anakku semoga kalian sukses selalu,” seru Ayah seraya mengusap kepala Rio.
Usai sarapan,Harun, Rio dan Ani pamit berangkat kepada Saly kebetulan arah kantor Rio dan Harun sama hanya Ani yang harus pindah ke bis di prapatan Cimeo.Saly mengantar kepergian mereka hingga mobil expander putih yang membawa  orang – orang  yang paling dicitainya tak terlihat dibelokan jalan.Saly membenahi meja makan dan mencuci piring – piring serta gelas bekas sarapan tadi.Seperti ibu – ibu rumahtangga yang lainnya aktifitas Saly setiap hari mencuci pakaian, memasak dan merapikan rumah semua dilakukannya dengan ikhlas dan bahagia. Pukul 09.00 WIB pekerjaan rumah telah selesai Saly bergabung dengan ibu – ibu di Majlis Ta’lim Nuurul Huda yang letaknya tidak jauh dari rumah untuk mengadakan pengajian mingguan sebagai ajang menuntut ilmu dan bersilahturahmi.
***
Tiada langit  tak berawan,tiada laut tak bergelombang senja itu sepulang dari kantor Harun kehilangan semangat mukanya pucat pasi karena kenyataan pahit yang baru saja diterima dari pimpinan perusahaan bahwa dirinya dirumahkan mengingat keadaan perusahaan yang gulungtikar.Saly berusaha tetap tenang dan menghibur suami tercintanya.
“Sabar yah,ga pa – pa istirahat dulu, ntar cari lagi pekerjaan mudah –mudahan masih ada pekerjaan buat Ayah di perusahaan yang lain,” ucap Saly menenangkan Harun
“Tapi, mana ada Mah, perusahaan yang menerima karyawan baru seusia Ayah,”jawab Harun perlahan.
“Pasti ada Yah,sabar dan kita berusaha.Ayah ga usah banyak pikiran ya.” Saly merengkuh pundak suaminya dengan penuh rasa kasih.
Satu bulan sudah Harun kehilangan pekerjaannya kejenuhan mulai menerpa.Beberapa perusahaan yang didatanginya belum ada yang dapat memberinya pekerjaan.Harun mulai depresi  emosinya mulai tidak stabil.Salah sedikit marah dan marah tapi Saly berusaha sabar dan mengerti  .Bahkan  Harun mulai mengeluh sakit kepala.
“Mah . . . Mah . . . .”Teriak Harun dari kamar mandi. Saly segera menghampiri Harun dan alangkah terkejutnya Saly melihat keadaan Harun yang tak kuasa bangun dari jatuhnya.
“Astagfirullahalajdim, kenapa kamu Yah?” Saly berusaha membantu Harun bangun dan memapahnya keluar dari kamar mandi.” Rio, Ani bantu Mamah!” teriak Saly memanggil anak- anaknya.Rio dan Ani berhamburan keluar dari kamar mendatangi kedua orangtuanya.Saly dan anak –anaknya sangat khawatir dengan keadaan Harun  yang tak kuasa menggerakkan sebagian tubuhnya.
“Ayo kita bawa kerumahsakit Mah!” ajak Rio seraya berusaha menggendong Harun di bantu Saly dan Ani membawa Harun ke mobil.Rio segera menghidupkan mobil dan melaju menuju rumahsakit Hermina.
Setiba di rumah sakit Harun diperiksa Dokter ternyata Harun terkena stroke ringan dan harus dirawat beberapa hari di rumah sakit.Saly sangat sedih melihat keadaan suami yang sangat dicintainya dan senantiasa berusaha menyemangati dan menghibur Harun.Selama di rumahsakit Saly tak beranjak sehari pun dari kamar rawat inap suaminya.Setelah kondisi Harun membaik Dokter mengijinkan Harun pulang tetapi harus menjalani terapi.Harun semakin bermuram durja serasa kian tak berguna bagi istri dan keluarganya.Tubuhnya seakan mati sebelah  untuk berjalanpun susah.Saly mulai kehabisan dana untuk membiayai pengobatan Harun meski Rio membantunya tapi Ani masih sangat membutuhkan biaya kuliahnya.
“Halo,assalamualaikum ,”sapa Saly kepada sahabatnya Meli lewat telephon genggamnya.
“Waalaikumsalam ya Sal, ada apa?gimana keadaan suamimu?” tanya Meli
“Alhamdulillah keadaan Harun mulai membaik,Mel ajak aku dong kerja di butik ,”jawaban Saly membuat Meli terkejut.
“Ga salah nih dirimu mau kerja ? mana boleh sama suamimu ?”
“Harun sakit Mel,Aku butuh biaya buat pengobatannya dan biaya kuliah Ani,”jawab Saly dengan penuh harap sahabatnya mau mengajaknya bekerja.
“Ok, nanti Aku tanya Kahfi ya mudah- mudahan dia masih butuh tenaga di butiknya yang baru,”
“Terimakasih Mel,kutunggu khabar secepatnya ya!” Saly menutup pembicaraanya dengan Meli dan menghampiri Harun yang sedang duduk di kursi rodanya.Saly mengutarakan niatnya untuk bekerja di butik dengan Meli tapi Harun tak memberi jawaban sepatah kata pun.Saly mengerti Harun pasti tak akan mengijinkannya untuk bekerja apalagi kondisi Harun yang membutuhkan perawatan khusus tapi satu sisi  mereka butuh biaya untuk kebutuhan hidup dan biaya pengobatan Harun sementara uang sisa pesangon yang di dapat Harun dari perusahaan kian menipis.Keesokan harinya kembali Saly mengutarakan niatnya untuk bekerja.Akhirnya Harun mengijinkan Saly untuk bekerja demi membantu keuangan keluarga meski sesungguhnya hati kecil Harun tidak ikhlas karena tak tega jika orang yang paling dia cintai memeras keringat untuk dirinya dan keluarganya.Tet... tet ... tet ... suara panggilan dari handphone Saly yang ternyata dari Meli.Saly bergegas mengambil handphonenya.
“Halo, assalamualaikum.” Sapa Saly penuh semangat dan berharap ada khabar baik dari Kahfi si pemilik butik
“Waalaikumsalam,Sal besok siap  masuk kerja?” tanya Meli masih dalam keraguan karena tidak yakin kalau Saly akan dijinkan bekerja oleh Harun.
“Siap Mel, terimakasih yah, dah bantu cariin Aku kerjaan,” jawab Saly bahagia
“Sama – sama Sal sampai jumpa besok aku jemput jam 08.00 wib.”
“Oke.”
***
Aktifitas Saly kini berubah,ba’da subuh Saly mengerjakan seluruh pekerjaan rumah dari mencuci,memasak dan merapikan rumah dibantu Ani karena pukul 08.00 wib Saly harus berangkat ke butik hingga pulang pukul 05.00 sore.Kondisi Harun belum sembuh total meski terapi dilakukan seminggu sekali. Kala semua anggota keluarga pergi tinggallah Harun sendiri di rumah kejenuhan menerpa membuat pikirannya kacau karena merasa tak berguna.Sementara Saly merasa senang menikmati pekerjaannya di butik yang tidak terlalu capek.Melihat dan kadang mencoba gaun mahal yang indah dengan model kekinian.Suatu hari Saly sedang memegang sebuah gamis berwarna merah warna kesukaannya tiba – tiba Kahfi Sang pemilik butik menghampirinya.
“Kamu suka gamis itu ?” tanya Kahfi yang ternyata selama ini memperhatikan Saly.Kahfi adalah pengusaha butik gamis yang sukses usianya 5 tahun diatas Saly.Setahun yang lalu istrinya meninggal dunia karena terkena kangker.
“Oh yah, maap pak ,” Saly terkejut dan merasa sangat malu sembari menyimpan kembali gamis merah di gantungan baju.
“Kalau kamu suka ambil ajah.” Ucap Kahfi seraya menatap lembut wajah Saly
“Oh... ga pak, terimakasih,” Saly menundukkan kepalanya karena merasa risih dengan tatapan lembut Kahfi.Tiba – tiba Kahfi mengambil gamis berwarna merah itu dan memasukkannya ke dalam paperbag.”Ambillah anggap saja bonus dari saya.” Ucap Kahfi seraya menyodorkan paperbag ke tangan Saly.
“Terimakasih Pak,Saya jadi malu,” Saly mengambil paperbag dari tangan Kahfi meski malu tapi Saly sangat senang karena harga baju itu separuh dari gajinya di butik dalam hati Saly kagum kepada Kahfi yang begitu baik dan dermawan.
Sejak saat itu Kahfi sering datang ke butik untuk sekedar melihat Saly dan mengajak makan siang.Sementara Harun mulai marah – marah karena merasa Saly kurang memperhatikannya bahkan sering pulang terlambat.Kata – kata Harun kadang sangat menyakitkan hati membuat Saly merasa tidak nyaman.Saly sering curhat kepada Kahfi kala mereka makan siang sikap Kahfi yang lembut dan bijaksana membuat Saly senang bercengkrama dengannya dan semakin lama tumbuh benih – benih cinta terlarang di hati keduanya.
“Aku antar kamu pulang yah?” tanya Kahfi saat Saly hendak pulang usai menutup butik.
“Jangan Pak, nanti SiAyah  tahu bisa marah.”jawab Saly meski sesungguhnya Saly merasa senang jika bisa berlama – lama dekat dengan Kahfi.
“Baiklah kalau begitu,hati – hati di jalan sampai jumpa besok yah!”jawab Kahfi sambil berlalu kearah Fortuner Putih yang diparkirnya di depan butik.
***

Berjuta senja ku jumpa tiada  seindah ronamu
Lembut menawan bangkitkan gelora dikalbu
Wahai senjaku kini pelangi rindu hanya untukmu
Sirna kegersangan hadir kesejukkan karenamu

Sebait puisi menghias layar kaca wa Saly terkirim dari Kahfi membuat Saly berdebar dan segera menghapusnya karena khawatir Harun membacanya.Cinta terlarang kini semakin bersemi di hati Saly, semakin hari hubungan Saly dengan Kahfy semakin dekat.Perubahan sikap dan penampilan Saly membuat Harun curiga dan membuat Harun semakin depresi.Selama ini Harun percaya pada istrinya tapi kini Harun merasa perlu mencari tahu penyebab perubahan pada sikap istrinya.Pagi itu Saly tidak berangkat ke butik karena tiap hari jumat butik tutup.Saly berangkat ke pasar bersama Ani untuk membeli sayuran dan lauk pauk yang akan di masak.Saly lupa tidak membawa hpnya. Tiba – tiba ada pesan masuk Harun membukanya dan betapa terkejutnya Harun membaca pesan di WA dari Kahfi “Selamat pagi sayang” Kahfi memanggil Saly dengan kata “Sayang?” apa maksudnya ini ? ada hubungan apa mereka ? berjuta tanya dalam benak Harun membuat sesak di dada dan serasa petir menyambar tatkala Harun membuka galeri terpampang beberapa poto mesra Saly dengan Kahfi.”Astagfirullahalajdim,” ingin menjerit rasanya Harun tapi lemah lunglai raganya hancur berkeping hatinya Harun benar – benar kecewa dan terluka istri yang sangat dicintai kini telah menghianatinya. Entah setan mana yang membuat Harun kehilangan akal sehatnya diambilnya botol pembasmi nyamuk di bukanya tutup botol itu Harun merasa  tak berguna lagi hidup jika kini harus kehilangan segala – galanya diminumnya beberapa teguk cairan baygon itu.Tiba – tiba Rio keluar dari kamarnya dan melihat Harun lemas dikorsi rodanya dengan botol baygon disampingnya.
“Astagfirullahalajdim....Ayah kenapa Ayah?”jerit Rio memeluk sang Ayah dan betapa kagetnya Rio mencium bau baygon dari mulut Harun.Rio menggendong Harun yang lemah tak berdaya membawanya ke dalam mobil menuju rumahsakit.Dokter segera memberi pertolongan dan menetralkan tubuh harun dari racun pembasmi nyamuk alhamdulillah Harun selamat.Rio menghubungi Ani yang sedang di pasar bersama Saly mereka segera menyusul ke rumahsakit.
“Ada apa dengan Ayah Kak?” tanya Ani kepada Rio
“Entahlah Kakak juga ga ngerti kenapa Ayah nekad minum baygon.” Jawab Rio dalam keherananya
“ Hah? Minum baygon?” tak percaya Ani mendengar jawaban Rio
“Apa maksdumu Rio kenapa Ayah minum baygon ?” Saly tak menunggu jawaban Rio langsung masuk menemui Harun di ruang UGD.
“Ayah, ada apa dengan Ayah kenapa Ayah lakukan ini ?” tanya Saly seraya menggenggam tangan Harun.
“Mamah tega!” jawab Harun seraya memandang tajam wajah istrinya.Saly tak mengerti mengapa Harun mengatakan itu kepada dirinya.”Sejuah mana hubungan mamah sama Kahfi?”tanya Harun membuat Saly terkejut.”Mamah bunuh saja Ayah!”
Saly tak dapat berkata apapun hanya urai airmata penyesalan yang mengalir dari pelupuk matanya betapa selama ini Saly keliru telah menghadirkan ruang cinta di hatinya untuk Kahfi yang membuat suaminya hampir kehilangan nyawa.
“Ayah maapin Mamah.” Saly menangis dipeluknya Harun yang tak jua menjawab maap Saly.”Mamah ga akan kerja lagi,Mamah janji ga akan nemuin Kahfi lagi,” Harun tetap diam membisu perlahan butiran bening mengalir dari pelupuk matanya.Betapa dia kecewa pada Saly yang tega menghianatinya di saat dia tak berdaya tapi cintanya yang begitu besar pada Saly mampu mengalahkan kebenciannya.

                                                       Tamat




Tidak ada komentar:

Posting Komentar