Sesal
Karya: Ecih
Ada sesal penuh bergemuru Ada pilu sungguh bersemayam di jiwa
Langkahku keliru
Birahiku memburu
Buta mata hati
Hilang logika
Sesaat bersamamu salah
Meski ku terlena dalam gulita
Kini sesali mengapa itu terjadi
Coretan hitam kelam
Semoga cukup sekali dalam hidupku
Ku
ingin bahagia
Karya : Ecih
Aku insan biasa
Ingin
bahagia
Ceria seperti
mereka
Melangkah penuh
suka cita
Tiada duka nan
lara
Aku ingin
bahagia
Meraih bintang
diangkasa
Bersinar bak
bulan purnama
Menari seindah pucuk
cemara
Aku ingin
bahagia
Berpose bak
primadona
Mengurai senyum
manis penuh manja
Sirnakan duka nestapa
Bagai
daun kering
Karya : Ecih
Aku bagai daun
kering
Jatuh ke tanah tertiup angin
Terhempas merangas
Tapi kau tetap
tak peduli
Yang kumau tak
kau suka
Setiap Yang
kuingin, kau hina
Aku ke barat
kaupun ke timur
Aku ke kanan dan kaupun ke kiri
Manis bagimu
pahit bagiku
Madu bagimu
racun untukku
Aku bagai daun kering
Dahaga sepanjang
masa
Asaku di hari ini
Karya : Ecih
Buka mata tatap sinar nan cerah
Sinar harapan kebahagiaan kuraih di hari ini
Hapuskan gundahku yang lama bersemayam
Bangkitkan semangat kakiku tuk melangkah
Meniti jalan berliku meraih asa
Ya Ilahi anugrahi keridhoanMu ditiap
langkah
Mudahkanlah urusanku tuk
menggapai asa
Asa yang hampir kandas termakan waktu
D I A
Karya : Ecih
Entah siapa dia
Entah apa maunya
Sepintas terlihat
Selintas teringat
Dia yang dikenal orang
Dia yang disanjung teman
Tak seindah purnama
Tak segemerlap bintang
Meski cukup dikenang
Tuk rangkaian kata menawan
Senyum terkulum diujung pandang
Lembut hati penuh kasih sayang
Belenggu
Karya : Ecih
Entah harus berapa lama
Menunggu terlepas
dari belenggu
Jeratan demi jeratan kian hari kian
menyiksa
Angka _ angka
yang kian menumpuk menyesakkan dada
Emosi yang
meledak _ ledak menghampiri...
Mampukah bertahan
dari belenggu ini??
Ingin
berlari pergi menjauh tapi ku tak
mampu
Terlalu banyak yg harus berkorban
Demi mengejar kepuasan
Terlalu banyak yg harus berkorban
Demi mengejar kepuasan
Andai emosi lebih mendengar hati
Napsu
bijak mengikuti
Kata
terucap jujur
Meski kini nasi
telah menjadi bubur
Gelaspun
pecah sudah
Hanya satu doa
Semoga mendung
berganti cerah
Tabahkanlah
Karya : Ecih
Derai air mata
cerminan lara
Wajah muram durja meyimpan segala duka
Ketika insan
dilanda kecewa
Hanya satu
tabahkanlah
Hidup memang tak
mudah
Langkah demi
langkah senantiasa dihiasi duri_ duri
Tapi kita harus
terus berlari dan berlari
Hidup terus
diuji agar lebih berarti
Sang Ilahi yang
maha tinggi
Sungguh mengerti
kemampuan diri
Meski perih
menyayat hati
Kehilangan yang
dikasihi
Mungkin smua
telah menjadi kodrat diri
Yang telah
terukir sejak zaman ajali
Sahabat....tabahkanlah
Hari berganti waktu berlalu
Mari meniti
kembali jati diri
Makna adanya
diri kita disini
Tiada lain dan
tiada bukan
Kita tercipta
hanya untuk beribadah kepadaNya
Nestapa ada tuk
tingkatkan taqwa
Agar kita menjadi termulya di sisiNya
Derita
di Penghujung Tahun
Karya : Ecih
Aku
tak berdaya tak mampu berkata
Lemas
sekujur raga meski emosi membara
Ku
tak kenal dirimu tak paham apa maumu
Tiba
– tiba kau datang
Bersama
segudang amarahmu
Kata
– katamu kejam menusuk hati
Laksana
beribu duri
Caci
makimu tajam membelah dada
Sirnakan
rasa bahagia
Kau
datang merusak suasana
Kau
hadir hancurkan asa
Seolah
kau purnama
Nyatanya
kau hanya gerhana
Deritaku
diujung tahun
Gerhanaku
dihari rabu
Semoga
jadi guru dalam hidupku
Ujian
tuk kesabaranku
Demi
meningkatnya derajat taqwaku
Untukmu nan jauh disana
Karya :
Ecih
Ada
rasa yang masih tersisa
Kenangan tak terlupakan
Meski
kini tak guna itu ada
Tapi
indah terasa
Kau kini entah dimana
Hadirmu
pernah begitu bermakna
Mungkinkah
sedetik dalam waktumu kini
Mengingat
aku yang pernah ada dalam hari-harimu
Kau jauh entah dimana
Seperti
apa rupamu kini
Masihkah
dapat kukenali
Andai
waktu mengijinkan kita bertemu
Kasihmu
pernah kurasa
Cintamu tulus penuh asa
Cintamu tulus penuh asa
Tapi
sesaat kumiliki
Karna
ilahi tak merestui
Rumahku
Karya : Ecih
Kau hadir
disisiku tuk lindungi
Dari
teriknya panas birahi
Derasnya
ombak caci maki
Ganasnya cengkeram hidung belang
Ganasnya cengkeram hidung belang
Kau rumahku
di dunia
Tempat
ku bersandar
Kala
suka dan duka
Tertawa
penuh canda
Melangkah
seiring bersama
Rumahku jangan pernah kau undang penghuni lain
Untuk mengisi satu ruang dikamar hatimu
Ku tak sanggup menatap mentari jika itu terjadi
Rumahku jangan pernah kau undang penghuni lain
Untuk mengisi satu ruang dikamar hatimu
Ku tak sanggup menatap mentari jika itu terjadi
Ya Ilahi
jagalah rumahku
Ya Robi kuatkan bahunya tuk memikul beban hidup kami
Kuingin bersama selamanya hingga akhir nanti
Ya Robi kuatkan bahunya tuk memikul beban hidup kami
Kuingin bersama selamanya hingga akhir nanti
Boneka
Karya : Ecih
Lembut lucu dan imut
Berambut
keriting berponi sedikit
Merengek penuh manja
Kau boneka kesayangan mama
Gundah kulana kala terngian tangismu
Resah gelisah kala tak lelap tidurmu
Peluk mama terntramkan jiwamu
Kasih mama slamanya unukmu
Wahai bonekaku
Doa mama hanya unntukmu
Doa mama hanya unntukmu
Semoga
Ilahi melindungimu
Lelah hati
Karya : Ecih
Menunggu tak tentu waktu
Menanti tak berujung pasti
Diam serasa tak berarti
Lari pun terhimpit bumi
Merangas kerontang terombang ambing
Merangas kerontang terombang ambing
Laksana puting beliung
Menerpa menghempas- hempas
Terbang laksana kapas
Ibarat pasir di tepian pantai
Terkikis ombak terseret gelombang
Menyerah haruskah ?
Menyerah haruskah ?
Perjuangan ini meski lelah hati
Tetap harus dilanjutkan !
Kandas
Karya : Ecih
Hati mulai menguning
Asa nan kandas terbawa angin
Terbang melayang tinggi di awan
Hati memang tak semudah kata
Kata terucap tak mesti sama rasa
Dusta sungguh beranak luka
Tak mudah tawa sirnakan duka
Hanya yang kuasa mampu ubah segalanya
Teriring doa berkumandang
Ditengah heningnya malam
Merpati
Karya : Ecih
Merpati terbang tinggi
Hinggap sesekali meski suasana sepi
Merpati menari sesuka hati
Kesana kemari kadang sendiri
Entah apa dicari siapa dituju
Menghibur dengan nyanyian senandung rindu
Hingga hadirkan decak kekaguman
Candaan hadirkan senyuman
Tatapan berujung kerinduan
Menggugah rasa dalam dada
Beribu tanya mungkinkah dapat jumpa
Meski sejenak dalam dekap
Dekap kasih sayang dan ketulusan
Tak semudah kata
Karya: Ecih
Bersemayam dalam dada
Tak terlihat tercermin dari sikap
Ketika terluka perih terasa
Ketika suka bahagia berbunga
Jagalah ia jagalah hati
Agar tidak ternodai
Hati memang tak semudah kata
Tinggi bukit dapat diukur angka
Dalam laut mudah dikira
Tapi hati sulit diterka
Tangis bahagia tangis duka
Kadang hanya sandiwara
Sang kuasa maha tahu segalanya
Baik berbalas buruk pun jua
Mari jaga hati meski tak semudah kata
A ba ta
Karya: Ecih
Dari satu hurup hingga satu kata
Cermati bacalah a ba ta
Dari a ba ta
hingga beribu kata
Jadikan tuntunan agar menjadi insan yang taqwa
Lalu ajari saudaramu tetanggamu a ba ta
Lalu ajari saudaramu tetanggamu a ba ta
Jadikan lentera agar tak lagi gulita
Sungguh itu terbaik untuk hidupmu
Penuntun langkahmu petunjuk jalanmu
Kenali a ba ta yang penuh makna
Dari penciptaan hingga syurga
Hukuman dan ampunan nyata disana
Bacalah a ba ta hingga syurga rindukan
Balasan akan amal kenikmatan pasti dalam keabadian
Peraduan Sunyi
Karya
: Ecih
Pantai
menawan diujung hari
Semilir
angin hempaskan ombak ketepi
Ku
tatap redup sinar mentari
Diufuk
barat siap berganti
Diringi
lembayung berkilau keemasan
Berganti
rembulan dan bintang
Sambut
malam dengan sinar kehangatan
Menghantarkan
lelahku ke peraduan sunyi
Tak
lagi terdengar bising mesin bernyanyi
Bahkan
riuh tawa pengembara menari
Semua
lelap terbangkan asa dalam mimpi
Teriring
belaian selimut malam nan sepi
Jelang malam
Karya
: Ecih
Gemuruh
ombak ditepi pantai
Hempaskan
karang bergelimpang ketepian
Lembayung
berseri nan elok memukau pandangan
Sirnakan
terik mentari tenggelam gantikan malam
Sekujur
lelah letih siap terbaring berselimut
Lelap
dalam pelukan kehangatan malam berkabut
Peraduan sunyi teguh menanti
Peraduan sunyi teguh menanti
Tak
akan pergi ingkari janji
Kekasih takan dustai hati
Setia
seiring seirama sampai akhir nanti
Tak
akan goyah walau badai menerpa
Tak
akan luluh walau topan menghantam
Sebatang Pohon
Karya
: Ecih
Sebatang
pohon di kaki bukit
Tegap
kokoh berdiri menangtang langit
Tak
goyah dihempas badai gelombang
Tetap
tegak tegar menghadang
Batangmu
kuat menahan derasnya topan
Daunmu
rindang berbagi kesejukkan
Keluh
kesah tak lagi ada
Lelah
letih hilanglah sudah
Buahmu
manis hadirkan rasa bahagia
Hapuskan
rasa haus dahaga
Rantingmu
mampu kobarkan semangat
berkarya
anak bangsa demi meraih cita
Akarmu
menancap dalam tanamkan keyakinan
Tuk terus berdiri di atas kaki sendiri
Laksana Pohon
Karya
: Ecih
Tumbuh
rimbun di kaki gunung
Berbuah
lebat penuh manfaat
Berbagi
kasih tak berpilih
Berbagi
ilmu tak kenal waktu
Disenggang
sempit terus berburu
Tuk
maha karya bermakna
Bunga
kasih beribu warna
Tebarkan
wangi penuh pesona
Daun
canda hadirkan tawa hangatkan suasana
Ranting
kokoh rangkul beban berat hidup
Namun
tiada keluh kesah ditetes peluh
Seonggok
harapan tuk masa depan
Senantiasa
jadi akar perjuangan
Alasan
tuk bertahan pada kemandirian
17 April
Karya : Ecih
17 April hari penentu masa depan negeri
Jangan lengah terbawa rayu tak pasti
Janji manis tutur sang pembual
Yang akan hadirkan sesal
Tak mudah berlari di jalan terjal
Tak ringan mendaki di gunung tinggi
17 April tentukan pilihan putra terbaik negeri
Pemimpin bangsa yang mengabdi sekuat tenaga
Kobarkan semangat membangun hapuskan kemiskinan kembali berjaya
Kobarkan semangat membangun hapuskan kemiskinan kembali berjaya
Ayo sahabat mari saudara
Jangan salah memilih jangan resah memilah
Sungguh lenganmu penentu nasib bangsamu
Langkahmu di hari itu kembalikan tanah syurgaku
Ketika kayu dan batu jadi tanaman
Jalapun mampu menghidupimu
Apa salahku
Karya : Ecih
Dinginnya salju lebih dingin sikapmu
Panasnya api lebih panas katamu
Kau ada laksana tiada
Entah dimana mata hatimu
Hilangkah sudah kasihmu untukku
Apa salahku ?
Mungkinkah tumbuh bunga lain ditaman hatimu ?
Apa salahku ?
Kau tak lagi jadi selimut malamku
Hariku berakhir pada penantian panjang
Rinduku usang dimakan kebisuan
Sungguh lelah letih pengharapan
Air mata kering kerontang
Angan melayang terbang
Apa salahku ?
Apa salahku ?
Bukan Kemarin
Karya
: Ecih
Waktu
berlalu hari berganti
Hari
ini bukan kemarin
Ketika
canda menuai tawa
Ketika
kata hangatkan suasana
Hari
ini bukan kemarin
Kembali
pena mencipta angka
Tuk
baris kata yang tertata
Hingga
hadirkan senyum bahagia
Hari
ini bukan kemarin
Kembali
terdengar kicau mulut mungil
Bak kutilang bernyanyi di pucuk cemara
Bak kutilang bernyanyi di pucuk cemara
Menanti
untaian kata sang pelita
Cahaya di Tengah Kegalauan
Karya
: Ecih
Kala
angan mulai menyapa
Menjelma
dalam jiwa
Secercah
cahaya turut menerangi
Meyelinap
kerelung – relung hati
Menititikan
seonggok kebenaran
Yang
tak kunjung datang
Tuk
dijadikan sebagai impian
Yang
hilang lenyap entah kemana
Dan
kini aku menyadari
Kegalauan
telah menyelimuti
Antara
harus berhenti
Atau
terus berjalan lurus hadapi
Namun
harus tetap kuyakini
Itu
hanyalah sebuah kehampaan
Cahayapun
menghampiriku kembali
Memapahku
menuju alam kenyataan
R I N D U
Karya
: Ecih
Ku
tatap wajahmu dilayar kaca
Kukira
itu cukup hapuskan rindu yang menggelora
Rupanya
aku keliru dan malu
Rinduku
rindu yang terlarang
Sesalku
karna tatap matamu menusuk lembut jantungku
Siksa
sungguh kutersiksa karna rasa
Rasa
yang tak pasti kau rasa
Lembut
tutur kata dalam canda
Senyum terkulum penuh makna jadi pesona
Rindu
untuk apa kau ganggu
Pergilah
jauh dariku
Jangan
kau siksa aku
Andai
kita tak pernah bertemu
Andai
tatap mata lembutmu tak pernah kutahu
Takan
ada rindu yang menggebu keliru
Sungguh
aku terganggu
Ladang
Pengabdian
Karya
: Ecih
Disini
kutanam benih pohon masa depan
Meski
tak seindah berlian
Kuyakin
mampu berkilauan
Yang
akan menjemput impian
Hari demi hari pupuk kesabaran ditebar dengan penuh kasih Sayang
Hari demi hari pupuk kesabaran ditebar dengan penuh kasih Sayang
Agar
benih tumbuh berkecambah berdaun rindang
Senyum
kupandang kelucuan meski kadang keegoisan.
Tawa
menggelitik temani candaan
Wajah
lugu nan ayu tak terlupakan
Bisik
berujung tangis tak pelak sirna dipermulaan
Di
ladang pengabdian kucurah kemampuan
Agar
tumbuh bersemi diujung penantian
Selamat Ulang
Tahun Aqila
Karya:
Ecih
Setahun
sudah hadir ditengah kasih ayah bunda
Tangis
memecah sunyi di malam sepi kelabu
Tawa
lucu hapus lelah letih lesu
Meski gelisah ketika bala menerpa
Namun
tak sirnakan rasa bahagia
Bunga warna warni terhias diantara lilin – lilin kecil dilingkaran kueh tar nan manis
Bunga warna warni terhias diantara lilin – lilin kecil dilingkaran kueh tar nan manis
Jadi
rebutan para tamu mungil yang hadir
Seolah
mengemis
Aqila
ceria kala bibir – bibir mungil bersenandung lagu
Ayah
bunda membimbing padamkan lilin
Sungguh
kebahagiaan tercermin
Doa
terpanjatkan tuk Aqila sayang
Selamat
ulang tahun semoga diberkahi kesehatan teriring umur yang panjang
Satu Dari Beribu
Karya
: Ecih
Aku
satu dari beribu butiran pasir di pantai
Mengagumi
eloknya gelombang ombak di lautan
Sungguh
ku punya malu
Berharap
gelombang datang hanya untukku
Cukup
bahagia ku rasa
Walau sesaat
kau sapa
Aku
satu dari beribu karang di lautan
Meneguk
setetes pelepas dahaga
Berharap gelombang tak
berbadai topan
Hingga hempaskan
karang ketepian
Mencabik
asa yang tumbuh berkembang
Mengugah
rasa bernaung dalam angan
Sirnakan
mimpi bersemayam di tengah malam
Ke c e w a
Karya : Ecih
Ku
kira purnama yang mampu terangi
kegelapan malam kelam
Ternyata gerhana pembawa luka lara
Ku
kira Gemerlap bintang bertaburan indah rupawan
Ternyata
cahaya fatamorgana
Kecewa
sungguh kecewa
Terlalu
sungguh terlalu
Tipu
daya menjerat jilat kelabu
Lemah
lembut tutur kata bunuh logika
Pergilah
jauh tak usah kembali
Bawa
semua keangkuhan diri
Agar
tak lagi kecewa menghampiri
Hati
tersakiti
Hancurnya
Persahaban
Karya
: Ecih
Dulu
kita seiring sejalan
Bernyanyi
menari bersama
Mendaki
gunung harapan
Menggapai
gemintang impian
Kau
rangkul aku dalam kehangatan
Bimbing
dalam kegelapan
Berbagi
kasih tak kenal masa
Berbagi
sayang tak pilih pandang
Badai
adu domba datang menerpa
Tsunami
iri menghujami
Hancurkan
tali persahabatan
Binasakan
rasa persaudaraan
Kemesraan
kebersamaan hanya tinggal kenangan
yang
tak mungkin terlupakan
Senja Hari di
Cileungsi
Karya : Ecih
Senja di beranda gubuk tua
Tempat berbagi rasa suka duka
Bercerita segala peristiwa
Gerimis datang tak diundang
Secangkir kopi tersaji cermin kasih sejati
Sepiring goreng singkong hangat lahap tersuap
Menambah kemesraan di senja nan senyap
Dua puluh tujuh tahun berlalu
Bersama meniti jalan terjal berliku
Mendaki bukit berhimpit mengejar impian masa depan
Menerjang gelombang yang datang menghadang
Tak mudah samakan rasa tak ringan pikul beban asa berbeda
Butuh waktu cukup lama tuk satu gelora
Dua buah hati bukti cinta kasih
Pengobar semangat mengais rejeki
Doa terpanjat di sujud dini hari
Semoga IIahi meridhoi hingga akhir nanti
Berkumpul di alam keabadian yang hakiki
“ P I P P “
Karya
: Ecih
Ku dengar dari kawan
Cerita tentangmu sungguh menawan
Jatuh hati tak pikir panjang
Ikuti langkahmu meski perlahan
Diklat puisi online pertemuan ke satu
Hati makin menggebu tak ingin lepas darimu
Kau cipta pelita terbaik nusantara
Penerang gulita dengan semangat membara
PIPP sungguh bak mentari di pagi hari
Siap menerangi langkah pengabdi
negri
Satukan kata tuk cipta masa depan ibu pertiwi
Raih prestasi menjulang tinggi
Hidup ..PIPP!
P e l a n g i
Karya: Ecih
Ada pelangi di mataku
Magnet kasihmu mampu menarik sukmaku
Hingga ragaku serasa terbang melayang
Hasrat ingin memetik bintang
Menyimpan asa janjikan berjuta bahagia
Kasih penuh cinta yang ku damba
Kau suguhkan indah berbunga
Sirnakan nestapa yang ada
Mentari jangan kau hapus pelangi di mataku
Biarlah warnanya tetap menghiasi nan sendu
Meski kadang ku malu
Sembunyikan merah raut wajahku
Terpana elok cintamu
Promo www.Fanspoker.com :
BalasHapus- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||