Rabu, 30 Januari 2019

Puisi cinta Dara Kelana





Sesal
Karya: Ecih
Ada sesal  penuh bergemuru 
Ada pilu sungguh bersemayam di jiwa
Langkahku   keliru
Birahiku  memburu
Buta mata hati
Hilang logika
Sesaat bersamamu  salah
Meski ku terlena dalam gulita 
Kini sesali mengapa itu terjadi
Coretan hitam  kelam
Semoga cukup sekali dalam hidupku

    




Ku ingin bahagia
    Karya : Ecih

Aku  insan biasa
 Ingin bahagia
Ceria seperti mereka
Melangkah penuh suka cita
Tiada duka nan lara
Aku ingin bahagia
Meraih bintang diangkasa
Bersinar bak bulan purnama
Menari seindah pucuk cemara
Aku ingin bahagia
Berpose bak primadona
Mengurai senyum manis penuh manja
Sirnakan duka nestapa









Bagai daun kering
Karya : Ecih

Aku  bagai daun kering
Jatuh ke tanah tertiup angin
Terhempas merangas
Tapi kau tetap tak peduli
Yang kumau tak kau suka
Setiap Yang kuingin, kau hina
Aku ke barat  kaupun ke timur
Aku ke kanan dan kaupun ke kiri
Manis bagimu pahit bagiku
Madu bagimu racun untukku
Aku bagai daun  kering
Dahaga sepanjang masa
  
     




     Asaku di hari ini
          Karya : Ecih

Buka mata tatap sinar nan cerah
Sinar harapan kebahagiaan  kuraih  di hari ini
Hapuskan gundahku yang  lama bersemayam
Bangkitkan semangat  kakiku tuk melangkah
Meniti jalan berliku meraih asa
Ya Ilahi anugrahi keridhoanMu ditiap langkah
Mudahkanlah urusanku tuk menggapai asa
Asa yang hampir kandas termakan waktu




D I A
Karya : Ecih

Entah siapa dia
Entah apa maunya
Sepintas terlihat
Selintas teringat
Dia yang dikenal orang
Dia yang disanjung teman
Tak seindah purnama
Tak segemerlap bintang
Meski cukup dikenang
Tuk rangkaian kata menawan
Senyum terkulum diujung pandang
Lembut hati penuh kasih sayang





Belenggu
Karya : Ecih

Entah harus berapa lama
Menunggu terlepas dari belenggu
Jeratan demi jeratan kian hari kian menyiksa
Angka _ angka yang kian menumpuk menyesakkan dada
Emosi yang meledak _ ledak menghampiri...
Mampukah  bertahan dari belenggu ini??
Ingin  berlari pergi menjauh tapi ku tak mampu
Terlalu banyak yg harus berkorban
Demi mengejar kepuasan
Andai emosi lebih mendengar hati
Napsu bijak mengikuti
Kata terucap  jujur
Meski kini nasi telah menjadi bubur
Gelaspun pecah sudah
Hanya satu doa
Semoga mendung berganti cerah

























Tabahkanlah
Karya : Ecih
Derai air mata cerminan lara
Wajah muram  durja meyimpan segala duka
Ketika insan dilanda kecewa
Hanya satu tabahkanlah
Hidup memang tak mudah
Langkah demi langkah senantiasa dihiasi duri_ duri
Tapi kita harus terus berlari dan berlari
Hidup terus diuji agar lebih berarti
Sang Ilahi yang maha tinggi
Sungguh mengerti kemampuan diri
Meski perih menyayat  hati
Kehilangan yang dikasihi
Mungkin smua telah menjadi kodrat diri
Yang telah terukir sejak zaman ajali
Sahabat....tabahkanlah
Hari  berganti waktu  berlalu
Mari meniti kembali jati diri
Makna adanya diri kita disini
Tiada lain dan tiada bukan
Kita tercipta hanya untuk  beribadah kepadaNya
Nestapa ada tuk tingkatkan taqwa
Agar kita menjadi termulya di sisiNya
     














Derita di Penghujung Tahun
                    Karya : Ecih
Aku tak berdaya tak mampu berkata
Lemas sekujur raga meski emosi membara
Ku tak kenal dirimu tak paham apa maumu
Tiba – tiba kau datang
Bersama segudang amarahmu
Kata – katamu kejam menusuk hati
Laksana beribu duri
Caci makimu tajam membelah dada
Sirnakan rasa  bahagia
Kau datang merusak suasana
Kau hadir hancurkan asa
Seolah kau purnama
Nyatanya kau hanya gerhana
Deritaku diujung tahun
Gerhanaku dihari rabu
Semoga jadi guru dalam hidupku
Ujian tuk kesabaranku
Demi meningkatnya derajat taqwaku









Untukmu nan jauh disana     
Karya : Ecih
Ada rasa yang masih tersisa
Kenangan  tak  terlupakan
Meski kini tak guna itu ada
Tapi indah terasa
Kau  kini entah dimana
Hadirmu pernah begitu bermakna
Mungkinkah sedetik dalam waktumu kini
Mengingat aku yang pernah ada dalam hari-harimu
Kau  jauh entah dimana
Seperti apa rupamu kini
Masihkah dapat kukenali
Andai waktu mengijinkan kita bertemu
Kasihmu  pernah kurasa
Cintamu  tulus penuh asa
Tapi sesaat kumiliki
Karna ilahi tak merestui











Rumahku
Karya : Ecih

Kau hadir disisiku tuk lindungi
Dari teriknya panas birahi
Derasnya ombak caci maki
Ganasnya cengkeram hidung belang
Kau rumahku di dunia
Tempat ku bersandar
Kala suka dan duka
Tertawa penuh canda
Melangkah seiring bersama
Rumahku jangan pernah kau undang penghuni lain
Untuk mengisi satu ruang dikamar hatimu
Ku tak sanggup menatap mentari jika itu terjadi
Ya Ilahi jagalah rumahku
Ya Robi kuatkan bahunya tuk memikul beban hidup kami
Kuingin bersama selamanya hingga akhir nanti











Boneka
Karya : Ecih
Lembut  lucu dan imut
Berambut keriting berponi sedikit
Merengek penuh manja
Kau boneka kesayangan mama
Gundah kulana kala terngian tangismu
Resah gelisah kala tak lelap tidurmu
Peluk mama terntramkan jiwamu
Kasih mama slamanya unukmu
Wahai bonekaku 
Doa mama hanya unntukmu
Semoga Ilahi melindungimu

                   














Lelah hati
Karya : Ecih
Menunggu tak tentu waktu
Menanti tak berujung pasti
Diam serasa tak berarti
Lari pun terhimpit bumi
Merangas kerontang terombang ambing
Laksana puting beliung
Menerpa menghempas- hempas
Terbang laksana kapas
Ibarat pasir di tepian pantai
Terkikis ombak terseret gelombang
Menyerah haruskah ?
Perjuangan ini meski lelah hati
Tetap harus dilanjutkan !














Kandas
Karya : Ecih
Hati mulai menguning
Asa nan  kandas terbawa angin
Terbang melayang  tinggi di  awan
Hati memang tak semudah kata
Kata terucap tak mesti sama rasa
Dusta sungguh beranak luka
Tak mudah tawa sirnakan duka
Hanya yang kuasa mampu ubah segalanya
Teriring doa berkumandang
Ditengah heningnya malam
























Merpati
Karya : Ecih

Merpati terbang tinggi
Hinggap sesekali meski suasana sepi
Merpati menari sesuka hati
Kesana kemari kadang sendiri
Entah apa dicari siapa dituju
Menghibur dengan nyanyian senandung rindu
Hingga hadirkan decak kekaguman
Candaan hadirkan senyuman
Tatapan berujung kerinduan
Menggugah rasa dalam dada
Beribu tanya mungkinkah dapat jumpa
Meski sejenak dalam dekap
Dekap kasih sayang dan ketulusan



























Tak semudah kata
Karya: Ecih
Bersemayam dalam dada
Tak terlihat  tercermin dari sikap
Ketika terluka perih terasa
Ketika suka bahagia berbunga
Jagalah ia jagalah hati
Agar tidak ternodai
Hati memang tak semudah kata
Tinggi bukit dapat diukur angka
Dalam laut mudah dikira
Tapi hati sulit diterka
Tangis bahagia tangis duka
Kadang hanya sandiwara
Sang kuasa  maha tahu segalanya
Baik berbalas  buruk pun jua
Mari jaga hati meski tak semudah kata












A ba ta
Karya: Ecih

Dari satu hurup hingga satu kata
Cermati bacalah a  ba  ta
Dari  a  ba  ta hingga beribu kata
Jadikan tuntunan agar menjadi insan yang taqwa
Lalu ajari saudaramu tetanggamu  a  ba  ta
Jadikan lentera agar tak lagi gulita
Sungguh itu terbaik untuk hidupmu
Penuntun langkahmu petunjuk jalanmu
Kenali a  ba  ta yang penuh makna
Dari penciptaan hingga  syurga
Hukuman dan ampunan nyata disana
Bacalah a  ba  ta hingga syurga rindukan
Balasan akan amal kenikmatan pasti dalam keabadian


                  










Peraduan Sunyi
Karya : Ecih

Pantai menawan diujung hari
Semilir angin hempaskan ombak ketepi
Ku tatap redup sinar mentari
Diufuk barat  siap berganti
Diringi lembayung berkilau keemasan
Berganti rembulan dan bintang
Sambut malam dengan sinar kehangatan
Menghantarkan lelahku ke peraduan  sunyi
Tak lagi terdengar bising  mesin bernyanyi
Bahkan riuh tawa pengembara menari
Semua lelap terbangkan asa dalam mimpi
Teriring belaian selimut malam nan sepi














Jelang malam
Karya : Ecih

Gemuruh ombak ditepi pantai
Hempaskan karang bergelimpang  ketepian
Lembayung berseri  nan elok memukau pandangan
Sirnakan terik mentari tenggelam gantikan malam
Sekujur lelah letih siap terbaring berselimut
Lelap dalam pelukan kehangatan malam berkabut
Peraduan sunyi teguh menanti
Tak akan pergi ingkari janji
Kekasih  takan dustai hati
Setia seiring seirama sampai akhir nanti
Tak akan goyah walau badai menerpa
Tak akan luluh walau topan menghantam














Sebatang Pohon
Karya : Ecih

Sebatang pohon di kaki bukit
Tegap  kokoh berdiri menangtang langit
Tak goyah dihempas badai gelombang
Tetap tegak tegar menghadang
Batangmu kuat menahan derasnya topan
Daunmu rindang berbagi kesejukkan
Keluh kesah tak lagi ada
Lelah letih hilanglah sudah
Buahmu manis hadirkan rasa bahagia
Hapuskan rasa haus dahaga
Rantingmu mampu kobarkan semangat
berkarya anak bangsa demi meraih cita
Akarmu menancap dalam tanamkan keyakinan
Tuk terus berdiri di atas kaki sendiri  












Laksana Pohon
                    Karya : Ecih

Tumbuh rimbun di kaki gunung
Berbuah lebat penuh manfaat
Berbagi kasih tak berpilih
Berbagi ilmu tak kenal waktu
Disenggang sempit terus berburu
Tuk maha karya bermakna
Bunga kasih beribu warna
Tebarkan wangi penuh pesona
Daun canda hadirkan tawa hangatkan suasana
Ranting kokoh rangkul beban berat hidup
Namun tiada keluh kesah ditetes peluh
Seonggok harapan tuk masa depan
Senantiasa jadi akar perjuangan
Alasan tuk bertahan pada kemandirian












17 April
Karya : Ecih

17 April hari penentu masa depan negeri
Jangan lengah terbawa rayu tak pasti
Janji manis tutur sang pembual
Yang akan hadirkan sesal
Tak mudah berlari di jalan terjal
Tak ringan mendaki di gunung tinggi
17 April tentukan pilihan putra terbaik negeri
Pemimpin bangsa yang mengabdi sekuat tenaga
Kobarkan semangat membangun hapuskan kemiskinan kembali berjaya
Ayo sahabat mari saudara
Jangan salah memilih jangan resah memilah
Sungguh lenganmu penentu nasib bangsamu
Langkahmu di hari itu kembalikan tanah syurgaku
Ketika kayu dan batu jadi tanaman
Jalapun mampu menghidupimu






Apa salahku
Karya : Ecih

          Dinginnya salju lebih dingin sikapmu
          Panasnya api lebih panas katamu
          Kau ada laksana tiada
          Entah dimana mata hatimu
          Hilangkah sudah kasihmu untukku
          Apa salahku ?
Mungkinkah tumbuh bunga lain ditaman hatimu ?
Apa salahku ?
Kau tak lagi jadi selimut malamku
Hariku berakhir pada penantian panjang
Rinduku usang dimakan kebisuan
Sungguh lelah letih pengharapan
Air mata kering kerontang
Angan melayang terbang
Apa salahku ?











Bukan Kemarin
                    Karya : Ecih

Waktu berlalu hari berganti
Hari ini bukan kemarin
Ketika canda menuai tawa
Ketika kata hangatkan suasana

Hari ini bukan kemarin
Kembali pena mencipta angka
Tuk baris kata yang tertata
Hingga hadirkan senyum bahagia

Hari ini bukan kemarin
Kembali terdengar kicau mulut mungil
Bak kutilang bernyanyi di pucuk cemara
Menanti untaian kata sang pelita












Cahaya di Tengah Kegalauan
Karya : Ecih

Kala angan mulai menyapa
Menjelma dalam jiwa
Secercah cahaya turut menerangi
Meyelinap kerelung – relung hati
Menititikan seonggok kebenaran
Yang tak kunjung datang
Tuk dijadikan sebagai impian
Yang hilang lenyap entah kemana
Dan kini aku menyadari
Kegalauan telah menyelimuti
Antara harus berhenti
Atau terus berjalan lurus hadapi
Namun harus tetap  kuyakini
Itu hanyalah sebuah kehampaan
Cahayapun menghampiriku kembali
Memapahku menuju alam kenyataan










R I N D U
Karya : Ecih

Ku tatap wajahmu dilayar kaca
Kukira itu cukup hapuskan rindu yang menggelora
Rupanya aku keliru dan malu
Rinduku rindu yang  terlarang
Sesalku karna tatap matamu menusuk lembut jantungku
Siksa sungguh kutersiksa karna rasa
Rasa yang tak pasti kau rasa
Lembut tutur kata dalam canda
Senyum  terkulum penuh makna jadi pesona
Rindu untuk apa kau ganggu
Pergilah jauh dariku
Jangan kau siksa aku
Andai kita tak pernah bertemu
Andai tatap mata lembutmu tak pernah kutahu
Takan ada rindu yang menggebu keliru
Sungguh aku terganggu










Ladang Pengabdian
Karya : Ecih

Disini kutanam benih pohon masa depan
Meski tak  seindah berlian
Kuyakin mampu berkilauan
Yang akan menjemput impian
Hari demi hari pupuk kesabaran ditebar dengan penuh kasih Sayang
Agar benih tumbuh berkecambah berdaun rindang
Senyum kupandang kelucuan meski kadang keegoisan.
Tawa menggelitik temani candaan
Wajah lugu nan ayu tak terlupakan
Bisik berujung tangis tak pelak sirna dipermulaan
Di ladang pengabdian kucurah kemampuan
Agar tumbuh bersemi diujung penantian














Selamat Ulang Tahun Aqila
                             Karya: Ecih

Setahun sudah hadir ditengah kasih ayah bunda
Tangis memecah sunyi di malam sepi kelabu
Tawa lucu hapus lelah letih lesu
Meski  gelisah ketika bala menerpa
Namun tak sirnakan rasa bahagia
Bunga warna warni terhias diantara lilin – lilin kecil dilingkaran kueh tar nan manis
Jadi rebutan para tamu mungil yang hadir
Seolah mengemis
Aqila ceria kala bibir – bibir mungil bersenandung lagu
Ayah bunda membimbing padamkan lilin
Sungguh kebahagiaan tercermin
Doa terpanjatkan tuk Aqila sayang
Selamat ulang tahun semoga diberkahi kesehatan teriring umur yang panjang











Satu Dari Beribu
                    Karya : Ecih

Aku satu dari beribu butiran pasir di pantai
Mengagumi eloknya gelombang ombak di lautan
Sungguh ku punya malu
Berharap gelombang datang hanya untukku
Cukup bahagia ku rasa
Walau sesaat kau sapa
Aku satu dari beribu karang di lautan
Meneguk setetes   pelepas dahaga
Berharap  gelombang tak  berbadai topan
Hingga hempaskan karang ketepian
Mencabik asa yang tumbuh berkembang
Mengugah rasa bernaung dalam angan
Sirnakan mimpi  bersemayam di tengah malam













Ke c e w a
                             Karya : Ecih

Ku kira purnama  yang mampu terangi kegelapan malam  kelam
Ternyata   gerhana pembawa luka  lara
Ku kira Gemerlap bintang bertaburan indah  rupawan
Ternyata cahaya fatamorgana
Kecewa sungguh kecewa
Terlalu sungguh terlalu
Tipu daya menjerat jilat kelabu
Lemah lembut tutur kata bunuh logika
Pergilah jauh  tak usah kembali
Bawa semua keangkuhan diri
Agar tak lagi kecewa menghampiri
Hati tersakiti














Hancurnya Persahaban
                    Karya : Ecih

Dulu kita seiring sejalan
Bernyanyi menari bersama
Mendaki gunung harapan
Menggapai gemintang impian
Kau rangkul aku dalam kehangatan
Bimbing dalam kegelapan
Berbagi kasih tak kenal masa
Berbagi sayang tak pilih pandang
Badai adu domba datang menerpa
Tsunami iri menghujami
Hancurkan tali persahabatan
Binasakan rasa persaudaraan
Kemesraan kebersamaan hanya tinggal kenangan
yang tak mungkin terlupakan













Senja Hari di Cileungsi          
  Karya : Ecih
Senja di beranda gubuk tua
Tempat berbagi rasa suka  duka
Bercerita segala peristiwa
Gerimis datang tak diundang
Secangkir kopi tersaji cermin kasih sejati
Sepiring goreng singkong hangat lahap tersuap
Menambah kemesraan di senja nan senyap
Dua puluh tujuh tahun berlalu
Bersama meniti jalan terjal berliku
Mendaki bukit berhimpit mengejar impian masa depan
Menerjang gelombang yang datang menghadang
Tak mudah samakan rasa tak ringan pikul beban asa berbeda
Butuh waktu cukup lama tuk satu gelora
Dua buah hati bukti cinta kasih
Pengobar semangat mengais rejeki
Doa terpanjat di sujud dini hari
Semoga IIahi meridhoi hingga akhir nanti
Berkumpul di alam keabadian yang hakiki








“ P I P P “
                             Karya : Ecih

Ku dengar dari kawan
Cerita tentangmu sungguh menawan
Jatuh hati tak pikir panjang
Ikuti langkahmu meski perlahan
Diklat puisi online pertemuan ke satu
Hati makin menggebu tak ingin lepas darimu
Kau cipta pelita terbaik nusantara
Penerang gulita dengan semangat membara
PIPP sungguh bak mentari di pagi hari
Siap menerangi langkah pengabdi  negri
Satukan kata tuk cipta masa depan ibu pertiwi
Raih prestasi menjulang tinggi
Hidup ..PIPP!













P e l a n g i
Karya: Ecih
Ada pelangi di mataku
Magnet kasihmu mampu menarik sukmaku
Hingga ragaku serasa terbang melayang
Hasrat ingin memetik bintang
Menyimpan asa janjikan berjuta bahagia
Kasih penuh cinta yang ku damba
Kau suguhkan indah berbunga
Sirnakan nestapa yang ada
Mentari jangan kau hapus pelangi di mataku
Biarlah warnanya tetap menghiasi nan sendu
Meski kadang ku malu
Sembunyikan merah raut wajahku
Terpana elok cintamu







1 komentar:

  1. Promo www.Fanspoker.com :
    - Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
    - Bonus Cashback 0.5% Setiap Senin
    - Bonus Referal 20% Seumur Hidup
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    BalasHapus