Selasa, 21 November 2023

Puisi Cinta Dara Kelana

 

Aku.......


Disetiap degup jantungku

Disetiap hembusan napasku

Disetiap sujudku

Disela sibukku

Kupanjatkan doa untukmu

Ayah bundaku

Ayah dari anak - anakku

Kakek dari cucuku

Damailah di sana 

Di sisi Ilahi Rabby




Kamis, 26 Oktober 2023

 Hari ini entah berapa lama aku tak membuka blogku ini tiba - tiba hadir keriduan jemariku menekan hurup demi hurup di clipboard laptopku ini.Sebenarnya   aku tidak memiliki kesibukan yang berlebih tapi semangat untuk menulis serasa memudar sudah waktu yang ada kuhabiskan dengan bercanda dan bercengkrama saja bersama swamiku tercinta dan sisanya kuhabiskan hanya untuk membalas chat - chat di grop WA alumni YAPIDA dan IKASTUSI sambil sesekali kubuka aplikasi shopee.

Mungkin salah satu penyebabnya faktor usiaku yang sudah diseparuh abad selain kondisi tubuhku yang mulai lekas lelah sehingga aku lebih cepat berangkat tidur bahkan kadang aku tidur malam sebelum pukul 8 kalau bahasa sumda istilhnya pelor asal nempel juga molor.


Selasa, 28 Februari 2023

Catatan Harianku

 Hari ini hari ke3 aku sendirian di rumah karena Papah belum pulang dari Jogya mendampingi siswa - siswi SMP study tour sementara Alda sejak hari Minggu berangkat ke kosannya di Karawang karena mulai senin kemarin perkuliaha dilaksanakan secara offline.

Pagi aktifitasku seperti biasa tapi kali ini aku tidak pulang ke rumah melainkan ke rumah Ecah adikku karena di rumah toh tidak ada siapa - siapa sementara pukul 13.30 WIB aku harus kembali kesekolah untuk ngeles dan jarak sekolah lebih deat dari rumah Ecah.

Melihat tingkah polah Azhar cucuku membuat aku tak bisa menahan tawa yah Azhar emang sangat hiperaktif  kebetulan tadi ada salah seorang wali murid yang memberiku kueh bolu kesukaan Azhar .Dengan lahap Azhar menyantapbolu yang kubawa tapi ntah mengapa tiba - tiba Azhar muntah dan mengeluarkan isi perutnya mungkin akibat keselek.Aku cukup khawatir tapi beberapa saat kemudian Azhar baik - baik saja dan akupun lebih tenang.

Pukul 13.30 aku kembali ke sekolah untuk ngeles siswa - siswi kelas 6b dalam persiapan menghadapi ujian sekolah.Cuaca yang kurang bersahab selama les berlnagsung hujan menemani hingga les usai akhirnya aku pun pulang berteman rintik gerimis yang cukup membasahi baju .

Sesampai di rumah aku segera mandi dan melaksanakan solat asar. Tidak lama kemudian Gilan,Syifa dan Azhar datang alhamdulillah kehadiran ereka cukup mengusir sepiku.

Menjelang Isa Gilang harus ke sekolah karena ada sedikit pekerjaan akirnya mereka pulang dan aku kembali dalam sepi .Tiba - tiba Alda menelpon dan mengakabarkan bahwa motornya mogok dan berada di bengkel . Anehnya bengkel tidak tahu apapenyebab mogoknya . Aku cukup hern karena sebelum Alda ke Karawang motor sudah aku service.

Ya Allah lindungilah Alda anakku ...

Jumat, 17 Februari 2023

Autobiografiku


 

DAFTAR ISI

 

 

Kata Pengantar       …………………………………………………..      i

Profil Penulis           …………………………………………………..      ii

Daftar Isi                   ……………………………………………………    1

Fase Cerita

Fase SD                    ……………………………………………………    2

Fase SMP                 ……………………………………………………    5

Fase SMA                 ……………………………………………………    8         

Fase Dewasa           ……………………………………………………    12

Fase 30 tahun – 40 tahun ……………………………………………    17

Fase 40 tahun – 50 tahun ……………………………………………    24

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Fase Sekolah Dasar ( SD )

 

Gadis kecil berkepang dua

Ceria penuh gelora

Melangkah tiada lelah

Berlari mengejar mimpi

Damba cita setinggi kejora

Asa menggema di cakrawala

Satu keyakinan tertanam di dada

Esok lusa ku raih dunia

Bahagia ayah dan bunda

                                                                                              

Namaku Ecih Suningsih setidaknya nama itu yang tertulis  sejak di Ijazah SD hingga ijazah S2ku meski awalnya orangtuaku hanya memberiku nama Ecih.Ketika aku kelas 6 ( enam ) SD,wali kelasku meminta agar ada penambahan nama akhirnya orangtuaku sepakat memberI tambahan Suningsih karena saat itu aku belum mempunyai akte kelahiran jadi tidak ada masalah.Aku lahir di Bogor tepatnya di Desa Gandoang Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor pada  tanggal 03 September 1973. Ayahku seorang petani bernama Sarin dan Ibuku seorang pedagang bernama Limah. Aku anak pertama dari pernikahan kedua orangtuaku.Aku mempunyai 3 ( tiga ) orang kakak dari pernikahan pertama kedua orangtuaku dan 1 ( satu) adik kandung.Saat ini aku tinggal masih di desa Gandoang dan telah memiliki dua orang anak kandung,satu menantu  serta satu cucu dari pernikahan pertamaku serta tiga anak sambung dari pernikahan keduaku yang baru berlangsung satu tahun.Pekerjaanku sebagai guru PNS di SDN Gandoang 02.

Kisahku bermula dari masa sekolah dasar.Aku sekolah di SDN Gandoang 02 yang letaknya tidak jauh dari rumah yang hanya berjarak 250 meter, perjalanan ke sekolah kutempuh dengan berjalan kaki dalam waktu kurang lebih 5 menit.Saat itu SDN Gandoang 02 pertama kali menerima siswa jadi aku merupakan siswa angkatan pertama.Awalnya kelas satu berjumlah 40 orang dengan usia minimal 7 tahun jadi aku salah satu murid yang berusia 7 tahun sedangkan yang lain ada yang berusia 10 tahun bahkan ada yang berusia 12 tahun yang akhirnya keluar saat duduk di kelas 3 karena menikah maklum sekolahku berada di desa yang saat itu masih banyak yang menikah di usia dini. Aku juga siswa yang bertubuh paling mungil dengan rambut panjang dikuncir dua tampilan idolaku itu pun aku ikat sendiri dengan karet gelang karena orang tuaku sibuk menyiapkan dagangan sehingga tidak sempat mendandani aku tiap pagi hendak pergi sekolah..Aku duduk dengan sahabatku  dan masih ada hubungan sodara bernama Neneng yang rumahnya tidak jauh dari rumahku bahkan kami selalu pergi dan pulang sekolah  bersama, kami duduk sebangku dari kelas satu hingga kelas enam.

Ketika aku duduk di kelas dua aku juga sekolah madrasah di Madrasah Diniah Alhusniah yang letaknya pun tidak jauh dari rumah dan ku tempuh dengan berjalan kaki. Pembelajaran dimula pukul 13.30 WIB hingga pukul 15.30 WIB jadi ada waktu untuk istirahat sepulang sekolah SD.Menjelang magrib aku dan teman – teman pergi mengaji ke rumah guru ngaji kami yang bernama Pak Titin Beliau lah yang mengajari aku mengaji hingga aku SMP.

Aku termasuk siswa yang rajin ke sekolah dan aktif mengikuti kegiatan – kegiatan di sekolah hingga akhirnya kuraih prestasi juara satu sejak kelas 3 meski awalnya di kelas satu dan dua aku hanya masuk 10 besar.Aku senang mengikuti kegiatan kepramukaan bahkan aku menjadi ketua regu saat perkemahan di kwaran Cileungsi.Aku juga selalu menjadi perwakilan sekolah dalam kegiatan porseni yang diadakan di tingkat kecamatan diantaranya lomba membaca puisi dan cerdas cermat meski belum pernah menjadi juara tapi aku senang dan bangga karena selalu menjadi perwakilan dari sekolah. Aku juga selalu menjadi ketua regu gerak jalan yang diadakan setiap tahun di kecamatan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI, mungkin karena suaraku yang keras dan melengking.

Ada kisah yang tak dapat aku lupakan ketika pasca ujian sekolah kami bersama beberapa teman mengadakan perjalan menuju mata air sodong yang terletak di desa Sodong kecamatan Klapanunggal. Jarak dari desa kami cukup jauh kurang lebih 10 km kami tempuh dengan berjalan kaki cukup melelahkan apalagi saat melewati pesawahan yang cukup luas dan panas kemudian menuju mata air jalan mulai menanjak  tapi,saat tiba di mata air Sodong kami mandi bercanda ria hilanglah segala lelah yang ada.

Suatu hari guru agama kami yang bernama Pak Santari bertanya pada kami apa cita – citamu ? aku menjawab dengan lantang aku ingin menjadi guru beliau pun menjawab bagus sekali dan memotifasi aku agar melanjutkan pendidikan demi tercapainya cita – citaku.Aku semakin bersemangat dan meningkatkan prestasi belajarku agar dapat melanjutkan sekolah ke SMP Negeri yang saat itu syarat masuk SMP Negeri harus memiliki NEM ( Nilai Ebtanas Murni ) minimal 30. Alhamdulillah akhirnya aku lulus SD ditahun1986 dan diterima di SMPN Cileungsi bersama 3 orang temanku yaitu Aang, Hendra dan LIna, meski aku cukup sedih karena Neneng sahabat sebangku tidak diterima karena NEM nya kurang.Dan akhirnya Neneng melanjutkan di SMP PGRI Gandoang.

 

Fase Sekolah Menengah Pertama ( SMP )

 

Biru putih seragam kedua

Melenggang bak primadona

Melaju laksana kereta baru

Upaya teriring doa

Pilihan dalam genggaman

Tiada ditunjukkan tanpa kesungguhan

Tiada perubahan dalam kediaman

Azam mengangkasa

Bahagia dalam genggaman dipinta

Sikuncir julukan jenaka

Centil ceria penuh canda

Pramuka eskul di suka

 

Hari pertama di SMPN Cileungsi aku merasa kurang percaya diri kulihat teman – teman berasal dari sekolah dasar pavorit dan dari keluarga berada sedangkan aku dari SD kampung dari keluarga petani lagi . Penampilan mereka keren – keren dengan sepatu dan tas yang bermerk sementara aku sederhana saja bahkan saat itu aku belum mempunyai seragam SMP aku masih memakai seragam merah putih.Seminggu kemudian baru kudapat seragam biru putih  dari sekolah bersama seragam olah raga.

Jarak dari rumah ke SMPN Cileungsi kurang lebih 7 km dan ku tempuh dengan kendaraan bis yang saat itu harga transfort untuk anak sekolah hanya 50 rupiah.Kami jarang sekali duduk karena setiap pagi bis dalam keadaan penuh tapi kami cukup senang karena jika tidak naik bis kami harus dua kali naik angkot dan tentu biaya transfortnya dua kali lipat.

Aku duduk di kelas 1A saat itu kelas satu terdiri dari 6 kelas dari A sampai F dengan jumlah siswa 40 orang perkelasnya.Tidak ada yang ku kenal di kelas karena tidak ada teman yang berasal dari satu SD.Awalnya aku minder Alhamdulillah aku kenalan dengan eli dari SD Cipicung  02 dan kami pun duduk sebangku kami pun sering pulang bersama.Aku senang pelajaran kesenian apalagi pelajaran bernyanyi dan aku sering diminta maju kedepan untuk bernyanyi, lagu pavoritku saat itu lagu sunda yang berjudul Manuk Dadali. Prestasi belajarku belum menonjol di kelas satu aku cukup puas dengan masuk sepuluh besar di semester satu.Aku berusaha belajar lebih giat dan meminjam buku- buku dari perpustakaan agar aku dapat bersaing dengan teman yang berasal dari SD pavorit. Aku juga aktif di kegiatan kepramukaan yang ketika itu latihannya di hari Minggu jadi tidak ada hari libur bagiku. Alhamdulillah prestasiku meningkat jadi 5 besar saat kenaikan kelas ke kelas 2.

Perombakkan personil kelas di kelas dua membuat aku terpisah dengan Eli teman sebangkuku dan kini aku duduk di kelas 2E. Aku mendapat teman baru namanya Eti kami duduk sebangku hingga lulus karena di kelas 3 tidak ada lagi perombakkan personil kelas.Rupanya di kelas baru persaingan lebih ketat aku tidak dapat meningkatkan prestasiku hanya bertahan di 6 besar tapi aku cukup senang karena guru – guru mulai mengenalku karena keaktifanku di eskul Pramuka bahkan aku terpilih menjadi team gerak jalan dalam ajang perlombaan gerak jalan tingkat kecamatan.Aku juga terpilih  menjadi anggota group paduan suara dalam acara lomba paduan suara tingkat kecamatan.

Ketika aku duduk di kelas tiga guru madrasah diniyahku meminta agar aku membantunya mengajar di Madrasah, karena saat itu Madrasah tempat beliau mengajar yang berada di tetangga desaku yaitu desa Mekarsari, membutuhkan tenaga pengajar meski aku baru duduk di bangku SMP aku diberi kepercayaan untuk mengajar anak – anak kelas satu madrasah aku bersedia meski lokasi Madrasah cukup jauh dari rumahku dan kutempuh dengan berjalan kaki meski sesekali aku naek ojeg.Aku memang senang berbagi sejak aku kelas 5 Madrasah aku sering membantu guru mengajar siswa kelas satu karena, guru Madrasahku yaitu Pak Enjuh  merupakan guru ngaji aku juga sehingga beliau sudah mengatahui kemampuanku dan mempercayai aku untuk membantunya.

Semangat belajarku semakin meningkat di kelas 3  meski hanya meraih juara 3 di kelas tapi aku cukup senang dan bangga.Hingga akhirnya aku lulus di tahun 1989 dengan NEM yang cukup besar dan dapat diterima di SMEA Negeri Bogor.Padahal cita- citaku ingin menjadi guru dan usai lulus SMP aku ingin melanjutkan ke SPG tapi kiranya saat itu pemerintah menghapuskan SPG.

Dalam kebimbangan aku bertemu dengan seorang teman Teh Nung namanya yang rumahnya tidak jauh dari rumahku. The Nung bersekolah sambil pesantren di YAPIDA aku  banyak bertanya kepadanya dan akhirnya aku tertarik untuk sekolah di YAPIDA aku pun membatalkan sekolah ke SMEA .

Keinginanku untuk sekolah dan pesantren awalnya kurang mendapat dukungan dari orangtua karena masalah biaya tapi akhirnya berkat keinginanku yang keras dan sedikit memaksa orangtuaku menyetujuinya.

                             

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Fase Sekolah Menengah Atas ( SMA )

 

Selendang dilayangkan kain dihamparkan

Sayap dikepakkan pijakkan dalam keyakinan

Di ladang ilmu kulanjutkan juang

Embun harapan penyejuk kegundahan

Lantunan ayat penebal iman

Nasihat imam jadi pandangan

Siang malam dalam didikkan

Kampung halaman ditinggalkan

Demi lentera di masa depan

Merenda cita menggapai kejora

 

Hari itu hari minggu diawal bulan Juli tahun 1989 aku berangkat ke YAPIDA yang berada di desa Bojongnangka Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor diantar keluargaku dan Pa Enjuh serta Pa Inay guru ngajiku.Saat itu aku hanya kenal Nurhayati yang sudah setahun di YAPIDA kami pun sekamar bersama 2 orang lainnya.

Dunia baru yang ku dambakan belajar mengaji bertemu Kyai dan berstatus santri.Awal pembelajaran yang cukup menyenangkan karena aku merasa lebih percaya diri di kelas dari 40 siswa kelas satu SMA mayoritas dari SMP swasta dan kehidupan keluarga mereka tidak terlalu jauh dari kehidupan keluargaku karena YAPIDA merupakan Yayasan dan panti asuhan.

Pada kegiatan pekan orientasi murid baru atau dalam bahasa peantrennya Hutbatul Arsy aku aktif dalam berbagai kegiatan sehingga aku dikenal Kyai dan guru – guru di Pondok aku juga memiliki banyak teman ini membuatku nyaman berada di pesantren.

YAPIDA dipimpin oleh Kyai Tubagus Asep Basri seorang Kyai yang kesohor di wilayah Jabotabek dan kami memanggilnya dengan sebutan Abah.Jenjang pendidikan yang ada di YAPIDA yaitu SMP,Sanawiyah,SMA dan Aliyah saat itu santriwan dan santri wati berjumlah kurang lebih 500 orang. Tidak semua siswa berdiam di pesantren ada yang dari luar pesantren. Kegiatan pembelajaran dikelas seperti halnya sekolah lainnya dari pukul 07 30 sampai pukul 12.00 WIB. Setelah juhur dan asar kami mengaji ada juga kelas malam itu untuk pembelajaran pesantren.

Asrama kami ada yang permanen dan ada yang semi permanen kebetulan aku tinggal di asrama Baabussalam yang berbentuk panggung dan semi permanen dengan dinding berbahan bilik bambu dan tanpa langit – langit jika musim hujan tiba terasa dingin dan kadang percikan air hujan mengenai kami hingga kami sering tidur berpelukan agar kami merasa hangat.Kebersamaan tinggal di pesantren sangat terasa karena kami merasa jadi saudara jika ada salah seorang di jenguk orangtuanya dan membawakan makanan maka kami menikmatinya bersama.

Jika musim kemarau tiba kami sering kekurangan air akhirnya kami mencuci pakaian di sungai Cikeas yang jaraknya hampir 2 km dari pondok pesantren tapi hal ini menambah keseruan bagi kami karena bisa bermain air di sungai sementara di kota bahkan di desa aku saja tidak ada sungai, hal ini kami lakukan jika hari libur sekolah.

Menjadi juara kelas tentu hal yang membahagiakan dan ini ku rasakan saat pembagian rapot semester satu dan semester dua kelas satu sebagai imbalannya aku terbebas dari SPP selama satu tahun di kelas dua alhamdulillah orangtuaku pun turut bahagia.Aku juga menjadi personil team cerdas cermat P4 bersama dua orang kakak kelasku yaitu Ganda dan Elih yang saat itu diselenggarakan dari tingkat kecamatan hingga tingkat propinsi. Alhamdulillah team kami dapat lolos ke tingkat propinsi meski hanya menjadi juara ke 3.Sungguh pengalaman yang luar biasa bagi kami SMA swasta yang mampu menyisihkan SMA Negeri dan SMA Pavorit di Kabupaten Bogor.

Aku juga aktif di eskul drumben selain pentas di lingkungan  pondok kami pun sering pentas di kecamatan saat upacara – upacara hari besar nasional.Bahkan kami pernah pentas di gedung sate  Bandung dalam acara gelar senja.

Di tahun kedua banyak guru – guru pondok yang berasal dari lulusan pondok modern Gontor yang merupakan sahabat – sahabat dari Kang Rahmat putra Abah.Kami diajari membentuk organisasi pondok yang diberi nama OPIDA yaitu Organisasi Pelajar Islam Daarurrahmah. OPIDA mengajari kami  banyak hal tentang kebersamaan dan kemandirian bahkan kami diberi pelatihan menjadi pengajar.

Memiliki banyak teman dari berbagai daerah dengan berbagai karakter dan tinggal bersama di pondok membuat kami lebih dewasa dari usia remaja yang kami miliki walaupun kami tak dapat pungkiri jiwa remaja kami pun bergejolak hal ini dapat kami ekspresikan di acara Muhadoroh yaitu acara pentas aksi dari mengaji,ceramah hingga bernyanyi sebagai ajang hiburan dan unjuk prestasi.Pada acara ini semua santri berkumpul di sebuah ruangan kami bertemu dan saling menyapa.

Selama di SMA YAPIDA aku memiliki dua sahabat yaitu Nurhayati dari Bekasi dan Iin dari Depok hanya sayangnya mereka ga kerasan di pondok bertahan satu tahun saja sisanya mereka kos diluar pondok dan tetap sekolah di SMA YAPIDA.Tidak dapat kupungkiri akhirnya aku sering bermain keluar pondok bersama mereka yang ujung – ujungnya aku mendapat sangsi dari pengurus pondok.Bahkan aku juga suka ikut pulang ke rumah mereka meski sedikit berbohong ke Pengurus pondok karena ijin pulang ke rumah, yeah itulah kenakalanku saat di pondok.Di semester dua kelas dua kami kedatangan murid baru pindahan dari SMA Jakarta namanya Tuti .Dia lebih tekun dari aku hingga menggeser posisiku dari juara satu menjadi juara dua meski akhirnya di kelas tiga aku kembali menjadi juara satu.

Untuk menggapai cita – citaku menjadi guru aku bersama Nurhayati dan Iin turut serta dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru di UNJ usai kelulusan di sekolah. Aku memilih S1 Bahasa Indonesia sementara Nurhayati memilih ekonomi begitu juga Iin mereka tidak tertarik untuk menjadi guru seperti aku.Tapi kami bertiga tidak ada yang lolos aku merasa sangat sedih karena tidak mungkin bisa melanjutkan kuliah jika di perguruan tinggi swasta yang pastinya butuh biaya mahal.

Usai kenaikan kelas dan perpisahan aku pulang ke rumah dan pamit kepada Abah sebagai orangtuaku kedua. Tak dapat kusembunyikan rasa sedihku karena harus meninggalkan YAPIDA yang telah  memberikan ilmu dan banyak hal yang berarti demi bekal hidupku dimasa depan Abah pun berpesan agar aku tetap menjaga harga diri dan kehormatan sebagai seorang perempuan.Tentu pesan yang penuh makna yang kuingat hingga kini.

Fase Dewasa

 

Bila haluan berubah bila sayap mulai patah

Jalan mana hendak di tuju bukit mana hendak di daki

Tangis tak berarti meski jerit mencekik

Kata sirna  kalimat lenyap

Hanya yakin diri pada goresan taqdir Ilahi

Kuasa kubur kepiluan mendera

Hapus lara dalam sekejap mata

Kesejatian ada dalam ketulusan

Kebahagiaan ada dalam keridhoan

Bila bait suci terucap sudah

Janji seiya sekata tuk selalu bersama

 

Sebenarnya saat itu usiaku baru 19 tahun tapi aku namakan ini fase dewasa karena saat itu aku sudah menikah artinya aku sudah dewasa meski belum waktumya.

Juli 1992  aku kembali ke rumah harapanku untuk bisa melanjutkan pendidikan di UNJ kandas dan orangtuaku tidak sanggup jika harus membiyayai aku kuliah di perguruan tinggi swasta.Aku kesepian terpisah dari teman – teman mereka sedang sibuk mencari perguruan tinggi sedangkan aku tak berdaya. Dalam kesedihanku tiba – tiba datang sodara misanku bernama Usman ( almarhum suami pertamaku ) yang rumahnya tidak jauh dari rumahku  kami pun mengobrol dan aku meminta bantuannya untuk membuatkan lamaran pekerjaan dan mencoba melamar di perusahaannya dengan harapan setelah bekerja aku bisa melanjutkan kuliah dengan biayaku sendiri.

Kiranya kedekatanku selama membuat lamaran pekerjaan diketahui oleh orangtua almarhum dan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya tiba – tiba disuatu malam di bulan Agustus orangtua almarhum melamarku tentu aku terkejut bukan kepalang aku pun menjawab dengan kata belum siap untuk berumahtangga karena aku ingin bekerja serta melanjutkan pendidikanku.Ayahku membentakku seolah kecewa dan malu atas jawabanku di hadapan orangtua almarhum yang masih kerabat dekat dan tetap menerima lamaran itu serta menyepakati tanggal pernikahan yang telah mereka tentukkan.Aku hanya bisa diam dan diam tangisku pun tak tertahan kutumpahkan di atas sajadah memohon petunjuk Allah karena aku pun tidak ingin membuat malu dan kecewa orangtuaku.Meski tak kupingkiri benih – benih rindu mulai tumbuh di ladang hatiku untuk almarhum tapi  menikah belum ada dalam planingku saat itu.

Keesokan paginya aku menemui almarhum dan bertanya mengapa dia tidak memberitahukanku tentang lamaran itu seharusnya almarhum meminta pendapatku tapi rupanya almarhum pun tidak tahu soal rencana lamaran dan pernikahan kami ini. Ah…apa yang harus aku lakukan ? akhirnya aku ke YAPIDA menemui Abah untuk meminta pendapat yang terbaik untukku. Abah hanya bertanya siap nama calon suamimu dan siapa orangtuanya setelah ku jawab Abah menyuruhku pulang dan menikah dengan almarhum. Aku hanya diam dan kembali diam atas anjuran Abah agar aku menikah dan mematuhi orangtuaku.

Kamis, 08 Oktober 1992 pukul 09.00 WIB ijab kobul terlantunkan dan sahlah aku berstatus istri diusia 19 tahun.Iin dan Nurhayati pun hadir menyaksikan pernikahanku dalam ketidakpercayaannya dan terus bertanya mengapa harus secepat ini bagaimana dengan ekpektasimu ? yeah inilah hidupku kujalani saja takdirku hanya itu jawaban yang dapat ku beri.

Almarhum bekerja di sebuah perusahaan yang ada di daerah Cileungsi dengan gaji yang hanya pas – pasan tapi aku bahagia karena almarhum sangat mencintaiku. Kami tinggal dirumah orangtuaku meski sesekali aku menginap dirumah mertuaku.Aku mencintai suamiku dan kujalani hari – hariku seperti istri – istri yang lainnya. Masak, mencuci merapikan rumah menyiapkan makan suami. Setahun pernikahan lahirlah putra pertama kami yang kami beri nama Gilang Adi Mahardika cucu pertama bagi keluargaku dan keluarga suamiku.Kehadiran Gilang menambah kebahagiaan keluarga kami.

Setahun usia Gilang suamiku mengundurkan diri dari perusahaan karena kondisi badannya yang tidak kuat dengan sip malam awalnya aku tidak setuju dengan rencana pengunduran dirinya tapi aku juga tidak bisa memaksanya untuk tetap bekerja dalam ketidaknyamanan.Uang pesangon yang tidak seberapa kami gunakan untuk modal usaha berdagang hewan kebetulan pamannya almarhun pedagan hewan.Tapi naas suamikun tertipu oleh rekan usahanya modal kami dibawa kabur akhirnya suamiku tidak bisa berjualan lagi. Untuk menghidupiku dan Gilang akhirnya suamiku menjual jasa ojeg di prapatan pasar Gandoang dekat rumah orangtuanya.Untuk membantu perekonomian keluarga aku pun jualan kecil – kecilan di rumah.

Suatu hari ayahku memberi kami uang yang lumayan besar dari pembebasan sawah warisan dari orangtuanya dan tak aku kira ayahku berkata gunakan uang ini untuk kuliah kalau kamu mau agar tercapai cita – citamu aku sangat terharu dan bahagia.Aku segera menemui teman yang rumahnya tidak jauh dari rumahku yang saat itu sedang kuliah D2 PGSD di UNJ Yuliana namanya aku bertanya tentang penerimaan mahasiswa baru dia pun siap mengantarku dan mendukung keinginanku karena dia teman saat kami di madrasah dan kakak kelas di SMP.Rupanya keinginanku ini tidak disambut baik oleh suamiku bahkan dia tidak mengijinkan aku untuk kuliah.Sedihnya hatiku tapi sebagai seorang istri aku harus taat dan patuh kepada suami.Kembali ku memendam keinginan untuk menggapai cita – citaku demi rumahtanggaku.Akhirnya uangku di gunakan untuk membangun rumah dan dibantu oleh mertuaku karena rumah kami di bangun di lahan milik mertuaku.Hampir dua bulan pembanguann rumah kami dan Alhamdulillah akhirnya kami bisa memiliki rumah sendiri walaupun dari warisan  orangtua.Suatu hari aku diajak tetanggaku untuk pengajian di Majlis talim dan memintaku untuk menjadi qori Untung dulu ketika di pondok aku belajar qori bersama Ustad Ma’rup walaupun ga bagus – bagus amat tapi aku pernah mewakili YAPIDA dalam lomba MTQ tingkat kecamatan meski ga jadi juara.Sejak saat itu aku sering ikut pengajian di Majlis – Majlis ta’lim.Kembali semangat belajarku menggelora melihat dan mendengar teman – temanku yang sukses menjadi sarjana.Rupanya seorang teman yang telah menjadi guru honorerBu Lilis namanya,  mendengar keinginanku ini dan mengajakku untuk kuliah bersamanya di UNISMA Bekasi. Kembali aku pun bersedih karena suamiku belum juga mengijinkan aku untuk kuliah karena kondisi keuangan kami yang belum stabil. Aku pun menyadari itu dan aku pikir mungkin memang sudah takdirku gagal menggapai cita – cita.

Di tahun 1998 ada pabrik yang baru di bangun dekat rumah orangtuaku kebetulan supervisernya mengontrak di orangtuaku aku tertarik untuk bekerja di pabdrik yang memproduksi mebel itu dengan maksud untuk membantu perekonomian keluarga meski saat itu suamiku sudah bekerja di kantor desa menjadi staf administrasi.Dengan sangat terpaksa suamiku mengijinkannya tapi kami sering ribut karena Gilang kurang mendapat perhatian dariku bahkan Gilang sakit dan akhirnya aku berhenti setelah satu bulan setengah bekerja.

6 tahun usia Gilang aku punya aktifitas baru mengantar dan menunggui  Gilang sekolah SD karena saat itu didesaku belum ada TK aku mengajari Gilang sendiri cara menulis dan mengenal hurup jadi Gilang sudah mengenal hurup meski belum lancar membaca saat masuk sekolah SD bahkan Gilang masuk 3 besar saat naik ke kelas 2.  

Hampir tiap hari aku menunggui Gilang hingga keluar kelas dan tiap kali kulihat aktifitas guru – guru di sekolah kembali hasratku untuk menggapai cita – citaku menjadi guru.Tanpa sepengetahuan suamiku aku pergi ke UPBJJ UT Bogor untuk mendaftar kuliah di UT tapi lagi – lagi suamiku tidak mengijinkannya.Aku pun memendam kembali keinginanku untuk kuliah.

Aku mencari kesibukan selain mengantar Gilang ke sekolah yaitu keliling memegajak teman dan tetangga untuk menabung harian serta arisan mingguan selain dari jamaah Majlis talim dari hasil arisan ini aku tabung dengan membeli perhiasan emas karena untuk kebutuhan sehari – hari cukup dari penghasilan suamiku.

Suatu hari diawal tahun 2000 Pa Amil Inay guru ngajiku ketika di SMP datang kerumah dan memintaku agar menjadi pengajar di Madrasah Diniyah Nuurul Huda tanpa berpikir dua kali aku bersedia karena dulu ketika di YAPIDA aku juga pernah mengajar di KMMI yaitu kelas pondok yunior dan aku juga mendapat ilmu pendidikan mengajar.

Kini aku punya kesibukkan baru yang lebih berarti karena kehadiranku di Madrasah Diniyah Nuurulhuda disambut hangat oleh siswa – siswi dan rekan – rekan pengajar yang lainnya.Jam masuk sekolah mulai pukul 13.30 WIB sampai Pukul 16.00 WIB. Saat itu murid madrasah berjumlah 150 orang yang terbagi menjadi empat kelas yang berasal dari dua desa yaitu desa Gandoang dan Desa Mampir.Aku merasa telah menemukan duniaku dan menggapai cita – citaku menjadi guru.

Kuekspresikan kebahagiaanku dengan memberikan segala kreatifitasku membimbing siswa siswi madrasah dengan segala ilmu dan pengalaman yang telah kudapatkan di pondok dulu, meskipun dengan honor yang tak seberapa tapi aku bahagia karena merasa hidupku lebih berarti.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Fase 30 tahun – 40 tahun

 

Permata kedua tiba di masa pesona

Bila sirna gejolak jiwa bergelora

Mencukupkan pijar dalam kegelapan

Menghempaskan embun dalam kehausan

Saat tersadar diri pada kalemahan

Saat tersadar diri dalam ketakberdayaan

Sampan membawaku kembali ke pulau impian

Kejora hadir di jelang senja

Mengajakku terbang bersama sinar pemberi harapan

Kukepak sayap dalam keraguan

Hingga bait restu buatku buka lembaran baru

 

            Diusia ke 30 tahunku lahirlah Alda Sabilla Fitri putri keduaku setelah setahun pasca keguguran kehamilan ke dua yang hanya berumur dua bulan karena aktifitasku yang terlalu sibuk. Tepat di hari ke dua Idul fitri Alda lahir tepatnya tanggal 26 Novemebr 2003 dan tentu kami berdua merasa sangat bahagia karena kami menginginkan bayi perempuan aku pun cuti dari mengajar hingga Alda berusia satu tahun aku baru kembali mengajar di madrasah Nuurulhuda.

            Siswa – siswi madrasah semakin banyak dan akhirnya Pak Inay selaku kepala sekolah madrasah bekerja sama dengan SDN Gandoang 02 untuk menggunakan ruangan kelas dalam kegiatan pembelajaran. Untuk siswa madrasah yang berasal dari SDN Gandoang 02 karena siswa siswi madrasah berasal dari tiga Sekolah Dasar yaitu SDN Gandoang 02, SDN Nyalindung dan SDN Palasari 02.

            Suatu hari aku bertemu dengan Bu Partinah kepala sekolah SDN Gandoang 02 kami pun berkenalan dan berbincang.Beliau bertanya tentang latar belakang pendidikanku dan menyarankan agar aku melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi agar bisa mengajar di SD.Keinginan untuk kuliah yang sejak kelahiran Alda dan sejak aku mengajar di madrasah padam kini membara lagi tapi aku belum berani bercerita kepada suamiku.Ku cari imformasi kepada tetanggaku yang saat itu kuliah di D2 PGSD UHAMKA untuk kelas jauh yang pembelajarannya dilaksanakan di Jonggol.Aku sempat ragu karena biayanya lumayan tinggi sementara honorku di madrasah tidak seberapa tapi aku tertarik untuk mengajar di SD akhirnya kusampaikan keinginanku itu kepada suamiku. Dan tentu keinginanku ini bukan yang pertama kali dan kali ini jawaban suamiku hanya satu kata “ terserah “.

            Aku tak berani meminta uang untuk mendaftar kuliah di D2 PGSD UHAMKA bahkan aku tidak cerita berapa biaya yang harus aku keluarkan karena aku takut suamiku kembali melarangnya dengan alasan tak ada biaya.Ku jual gelang emasku yang Alhamdulillah cukup untuk biaya pendaftaran dan biaya satu semester perkuliahan.

            Akhirnya kusandang status mahasiswa yang kuimpikan sejak dulu diusiaku ke 33 tahun. Berbagai komentar pedas dari teman dan tetangga setelah mengetahui aku kuliah diusia tidak muda lagi tapi aku tak menghiraukannya bahkan yang paling tak ku sangka komentar dari mertuaku yang katanya buang – buang uang kuliah mahal – mahal sedangkan untuk menjadi PNS maksimal usianya 35 tahun. Saat itu aku tidak berpikir tentang PNS karena keinginanku untuk kuliah akhirnya tercapai.Aku sekelas dengan Bu Nunung yang merupakan menantu Bu Partinah kebetulan beliau sudah menjadi guru honorer di SDN Gandoang 02 kami selalu bersama saat pulang dan pergi kuliah bahkan dalam mengerjakan tugas – tugas kuliah.

            Berada diantara mahasiswa yang masih muda aku pun kembali berjiwa muda.Tampilanku berubah kostumku bak anak – anak muda saja bahkan tetangga mulai menggunjingku karena aku tak lagi ada waktu untuk kumpul di majlistalim.Suamiku sempat komplein dengan perubahan tampilanku tapi aku berusaha meyakinkannya agar tetap berpikir positif. Alhamdulillah beliau mendukungku bahkan aku dibelikannya computer untuk memudahkan aku mengerjakan tugas – tugas kuliah.Perkuliahan dilaksanakan hari Sabtu dan Minggu.Untuk hari Sabtu dimulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB sedangkan hari minggu mulai pukul 08.00 WIB sampai 18.00 WIB. Pelaksanaaan perkuliahan di gedung ruko yang disewa UHAMKA untuk kelas jauh kami pun melaksakan perkulian di kampus UHAMKA Pasar Rebo Jakarta setiap satu bulan sekali tepatnya di minggu pertama. Kujalani perkuliahan dengan semangat dan sepenuh hati.Keaktifanku di kelas membuat aku mudah dikenal dosen – dosen selain karena usiaku paling senior diantara mahasiswa yang lainnya, bahkan aku mendapat julukan “asdos” alias asisten dosen setelah kuraih IPK tertinggi di kelas bahkan Alhamdulillah aku mendapat potongan biaya kuliah untuk semester dua sebesar 50 %.

            Setelah satu semester aku kuliah di D2 PGSD UHAMKA,Bu Partinah kepala sekolah SDN Gandoang 02 memintaku untuk menjadi tenaga honorer dan tentu aku menerimanya dengan senang hati. Dalam keterharuanku aku memasuki ruang kelas 6 dimana dulu aku menjawab pertanyaan tentang cita – citaku ingin menjadi guru kini aku kembali ke SDN gandoang 02 dan menjadi guru disini seolah dinding, pintu dan jendela serta atap kelas yang manjadi saksi di tahun 1986 tersenyum menyambut kehadiranku setelah 20 tahun aku lulus dari SDN Gandoang 02 sebagai siswa angkatan pertama.

            Kesibukanku sangat padat pagi aku mengajar di SDN Gandoang 02 pulang pukul 12.00 WIB.Pukul 13.30 aku harus mengajar madrasah dan ba’da magrib aku juga mengajar mengaji di rumah untung Kakakku seibu Ceu Kokom mau membantuku mengasuh Alda karena beliau tidak memiliki anak.

            Tanggal 2 Desember  tahun 2007 ayah mertuaku mengalamai kecelakaan di jalan raya Cipeucang - Jonggol usai menonton pertandingan sepak bola di kecamatan Cariu.Kami membawanya ke rumahsakit Melia Cibubur tapi kiranya keondisi ayah mertuaku terlalu parah karena mengalami keretakkan di kepalanya. Dokter menjelaskannya padaku dan suamiku bahwa ayah mertuaku harus dioperasi tapi belum sempat operasi dilaksanakan ayah mertuaku pergi meninggalkan kami semua tanpa pesan satu kata pun.Kepergian ayah mertuaku membuat kami pilu terlebih ibu mertuaku beberapa kali pingsan.Tak percaya tapi ini nyata kecelakaan itu telah mengantarkan ayah mertuaku menemui Sang Pencipta.Sejak kepergian ayah mertuaku kondisi kesehatan ibu mertuaku mulai menurun maklum ayah mertuaku tipe suami yang selalu memanjakan istri,tentu kepergiannya yang secara tiba – tiba sangat membuat shok kami semua terlebih ibu mertuaku. Berkali – kali ibu mertuaku keluar masuk rumah sakit karena sakit jantung hingga akhirnya kami membawa ibu ke rumah sakit jantung harapan kita di Jakarta. Kami berharap ibu mendapat penanganan yang lebih baik di sana.Tapi kiranya bukan kesembuhan yang kami dapatkan setelah satu minggu ibu dirawat ibu pun pergi meninggalkan kami semua. 12 Desember 2009 duka mendalam kembali menyelimuti keluarga kami terlebih – lebih sibungsu Edo belum berumahtangga dan masih membutuhkan bimbingan orangtua.Aku dan suami sebagai anak pertama tentu kini memiliki tugas menggantikan orangtua dikeluarga.Suamiku mempunyai empat orang adik yaitu Lela,Dedy,Yayan dan Edo saat itu hanya Edo yang belum menikah.

            Tahun ajaran baru murid SDN Gandoang 02 membludak membuat sekolah terpaksa menjadi 2 sip untuk kelas 3 dan kelas 5 akhirnya aku dan Bu Nunung mengajar 2 kelas pagi dan siang terpaksa aku keluar dari madrasah karena tak ada waktu untuk mengajar,meski Pak Inay selaku kepala sekolah madrasah sedikit kecewa karena aku lebih memilih SD daripada madrasah sementara aku juga tak bisa menolak permintaan Bu Partinah untuk mengajar dua kelas disatu sisi aku pun butuh dana untuk biaya kuliahku.

            Tepat 2 tahun aku lulus dari D2 PGSD UHAMKA, April 2008 kami lulus.Kiranya aku tak cukup puas dengan gelar Ama . Pd dan kulanjutkan kuliahku di S1 UT bersama Bu Nunung. Perkuliahan dilaksanakan di kantor UPTD Cileungsi karena penyelenggaranya staf dari UPTD yaitu Pak Acep.Saat itu sekelas berjumlah 36 orang mahasiswa dengan mayoritas guru – guru PNS.Sementara tutornyadari para pengawas SD di kecamatan Cileungsi dan ada juga dari UT pusat. Alhamdulillah suamiku tidak lagi melarangku untuk melanjutkan kuliahku meski saat itu Alda mulai sekolah TK dan Gilang di SMA yang tentunya kami butuh biaya yang cukup lumayan tapi Allah memberi kemudahan untuk kami memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga kami.Untuk menambah penghasilan akhirnya aku mencari tambahan dengan mengajar les di rumah sahabatku.Jadwalku sangat padat ngajar di SD dari jam 07.30 sampai jam 05.15 sebelum magrib aku harus berangkat ke rumah Hj.Wati karena selain ngeles Nia yang duduk di SD kelas tiga aku juga harus ngeles ngaji usai solat magrib berjamaah.Hingga pukul 8 malam aku baru bisa pulang dan istirahat di rumah.

            Kini pergaulanku semakin luas banyak guru – guru senior mengenalku karena keaktifanku mengikuti berbagai kegiatan di PGRI selain karena kami sekelas dalam perkuliahan yang kebetulan ada beberapa tutor merupakan pengawas SD di kecamatan Cileungsi. Setiap pelaksanaan ujian akhir semester UT dilaksanakan di daerah Keradenan Bogor yang cukup jauh dari Cileungsi akhirnya kami para ibu – ibu menumpang kendaraan motor bapak – bapak. Awalnya suamiku tidak keberatan tapi sempat terjadi prahara suamiku marah gara – gara ada sms candaanku dengan Bu Nunung yang disalah artikan oleh suamiku dia marah hingga di bantingnya HP ku kami ribut besar dan ini untuk pertama kalinya dalam rumahtangga kami. Aku berusaha meyakinkan suamiku jika aku dengan Pa Mami yang aku tumpangi kala ujian tidak terjadi apa – apa.

            Perkuliaahan di Universitas Terbuka (UT) berbeda dengan perkuliahan D2 UHAMKA dulu.Kami harus belajar lebih mandiri karena terkadang materi yang kami dapatkan dari tutor berbeda dengan soal PAS sehingga untuk mendapatkan IPK 3 cukup sulit tapi alhmdulillah aku dan beberapa teman lain bisa meraihnya.

            Ada beberapa keseruan saat kuliah di UT jika tutor tidak hadir kami pergi ke mall untuk sekedar jajan dan lihat – lihat bertingkah bak ABG saja, bahkan kadang kami lupa waktu dan tentunya kami tidak cerita alias berbohong pada suami kami.Masa kuliah memang masa yang paling indah dulu ketika di D2 nyaris tidak ada waktu untuk jalan atau sekedar main waktu pembelajaran full dosen tidak pernah ada yang alpa tapi ketika di UT justru banyak waktu dan kesempatan untuk hiling sekedar melepas kepenatan karena kami semua mahasiswa UT adalah guru – guru yang memiliki kesibukan yang luar biasa bahkan ada guru yang mengajar di dua sekolah.

            Lelah letihku tak terasa hari – hari kujalani dengan penuh semangat dan kebahagiaan meski waktu untuk berlibur bersama keluarga nyaris tidak ada tapi saat dirumah aku berusaha untuk fokus pada mereka.Suamiku selalu mengantar aku pergi kuliah bahkan tak jarang dia juga menjemput saat pulang bersama Alda.

            Puncak kebahagiaanku tiba di tanggal 12Juli 2011 saat itu  wisuda SI PGSD untuk seluruh mahasiswa UT se Indonesia. Kubawa ayah, ibu dan sodara – sodaraku, ku persembahkan gelar sarjanaku teruntuk ayah dan ibuku haru dan bahagia menyelimuti keluargaku mereka rela menunggu pelaksanaan wisuda yang cukup lama karena saat itu acara dilaksanakan di Pondok Cabe kantor pusat UT dengan peserta wisuda lebih dari 2000 orang yang berasal dari seluruh Indonesia sementara yang memasuki ruangan hanya peserta wisuda keluarga yang mengantar  menunggu diluar.Dan yang paling berkesan saat pelaksanaan wisuda aku menjadi petugas pembaca janji wisudawan suaraku menggema di gedung wisuda sungguh pengalaman yang tak akan terulang di dalam hidupku.

            Kebahagianku kian sempurna karena di tahun yang sama Gilang lulus SMA dan masuk perguruan tinggai serta lolos seleksi PTN dan diterima di UNJ kampus impianku yang akhirnya menjadi kampus anakku.

            Di tahun yang sama pula pemerintah mengadakan pendataan guru honorer untuk K2 dan alhamdulillah aku, Bu Nunung,Bu Sidah,Bu Wiwi dan Pak Dedy kami semua guru honorer SDN Gandoang 02 termasuk golongan K2 karena SK kami di bawah Januari 2005 sementara saat itu syarat untuk masuk golongan K2 minimal memiliki SK di  1 Januari 2005. Meski saat itu beritanya simpang siur tentang pengangkatan CNPS  dari K2 tapi kami seolah mendapat setitik cahaya harapan.

            Kiranya Ayahku tak kuat untuk menunggu putrinya menjadi PNS tepatnya pada tanggal 7 April 2012 Ayah pergi untuk selama – lamanya. Kepiluan mendera hatiku karena selama ini aku belum dapat membahagiakannya secara materi karena ekonomiku hanya pas – pasan saja.Ibuku pun berduka tak terkira karena mereka menikah sudah cukup lama rasa kehilangan itu tentu sangat terasa.

            Rumah orang tuaku tidak jauh dari sekolah tempatku mengajar setiap pulang sekolah aku mampir untuk menjenguk dan menghibur ibu meski aku tak jua mampu menghapus kesedihannya.Hal ini berlangsung hampir setahun,bahkan ibu hampir setiap minggu berkunjung ke makam ayah.

             Akhirnya tiba masa yang kami nantikan hari tes CPNS dari golongan umum dan dari golongan K2. Kami melaksanakan tes uji kompetensi  di tanggal 3 November tahun 2013 yang berlokasi di kampus IPB bogor. Saat itu soal yang kami kerjakan berjumlah 270 soal.Aku merasa hampir 75 % aku dapat menjawab soal – soal yang diberikan aku berdoa semoga aku lulus.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Fase 40 tahun – 50 tahun

 

Bunga impian menghias jambangan

Siapa kira mekar melati di senja hari

Bila goresan takdir terukir

Bila bait nasib tiada terpungkir

Puncak terdaki bila terjal dilalui

Asa dan doa ada dalam upaya

Hanya syukur pada Sang Maha Pencipta

Atas segala anugerah diterima

Meski tawa  terpenggal  duka

Meski cerah  berganti gulita

Jerit tangis meratap dalam sesal sangat

Meradang dalam kesendirian

Terlalu cepat kepergian meski takdir dalam ketentuan

Terbaik diberi bagi insan dalam ketabahan

Misteri bak tabir mimpi

Kemarin pun pergi hadirkan pengganti

Hari ini lanjutkan esok tuk buah hati berseri

Demi sisa masa  husnul khotimah di akhir nanti

Alhamdulillah saat pengumuman hasil tes CPNS tepatnya pada tanggal 10 Februari 2014 namaku tertera diantara nama – nama peserta yang lulus dari golongan K2.Kami bahagia dan terharu dari kecamatan Cileungsi berjumlah 30 orang yang lulus tapi aku juga sedih karena Bu Nunung dan Pak Dedy rekan kami dari SDN Gandoang 02 tidak lulus tapi Alhamdulillah di tes selanjutnya Bu Nunung lulus dan Pak Dedy juga lulus P3K.

            Kusampaikan kabar bahagia ini kepada ibu, kami berpelukan dalam tangis bahagia akhirnya impian aku dan ibu jadi nyata meski ayah tak lagi ada bersama kami .Sujud syukurku pada Allah SWT yang telah memberiku anugerah menjadi CPNS diusia tidak muda lagi yeah diusia 40 tahun menjelang 41 tahun.

             Sebelum kami menerima SK CPNS kami mempersiapkan berkas sebagai bukti kami benar – benar menjadi guru honorer seperti yang tertera di SK honorer  kami dari absen dan bukti penerimaan honor serta pengakuan dari rekan – rekan kami. Selama pemberkasan kami bertiga sibuk di sekolah kadang kami merasa kurang enak hati kepada kedua rekan kami yang belum beruntung yaitu Pak Dedy yang tak lain adik iparku dan Bu Nunung.

            Kiranya kebahagianku harus terpenggal oleh kedukaanku belum sempat ku terima SK CPNS ibu pergi untuk selama –lamanya karena terjatuh di kamar mandi.Jumat 7 Maret 2014 hari yang penuh air mata meski sempat kubawa ibu ke rumah sakit tapi kiranya ibu tak dapat tertolong,pembuluh darah ibu pecah karena ternyata selama ini ibu menderita darah tinggi tapi aku tidak tahu bahkan seminggu terakhir aku jarang menemui ibu karena kesibukanku dalam pemberkasan CPNS.Penyesalanku yang tak terkira karena aku tidak dapat mendampingi ibu di hari – hari terakhirnya tapi aku ikhlas melepas ibu semoga Allah menerima iman Islamnya dan Ibu meninggal dalam keadaan husnul khotimah.

             1 Mei 2014 kami kumpul di gedung tegar beriman untuk menerima SK CPNS hari yang kami nantikan setelah melewati perjalanan panjang dari seleksi dan pemberkasan yang cukup menegangkan karena seleksi admistrasi yang ketat tapi Alhamdulillah aku dapat melewati semua itu dan ku terima SK dengan air mata haru bahagia. Sujud syukurku saat terpanggil namaku dan ku buka SK Alhamdulillah aku mendapat SK golongan 3A.Suami dan anak – anakku mendampingiku saat menerima SK tentu dengan rasa haru dan bahagia semua tentu berkat dukungan mereka hingga ku gapai cita – cita.

            Keistimewaan bagi kami para CPNS dari golongan K2 karena kami ditempatkan di sekolah asal kami.Aku pun tetap mengajar di SDN Gandoang 02 dengan kelas yang sama yaitu kelas 5.Hanya saja masa kerja kami di SK berkurang 5 tahun untuk yang saat honor belum memiliki ijazah S1.Namun demikian ini hal sangat beruntung bagi kami karena masa kerja kami tercantum di SK.

            Kini semangatku kian menggebu untuk menjadi guru yang penuh pengabdian turut serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.Dinding kelas saksi bisu kala kuucap cita – citaku dulu seakan turut tersenyum bahagia.Kebahagianku kian sempurna karena posisi suamiku di kantor kepala desa cukup lumayan karena pergantian kepala desa yang kebetulah sahabat suamiku yang kami dukung dan terpilih sebagai kepala desa baru untuk 6 tahun ke depan.Alhamdulillah ekonomi keluarga kami lebih mapan bahkan akhirnya kami bisa memiliki mobil dan daftar haji meski sebagian dari uang warisanku.

            Pada tanggal 18 Maret sampai tanggal 23 Maret 2014 kami para CPNS melaksanakan Prajabatan yang dilaksanakan di daerah Ciawi Bogor.Kami berjumlah 75 orang dari angkatan ke 3 terdiri dari tenaga pendidikan dan tenaga kesehatan.Dan ini untuk pertama kalinya aku meninggalkan keluarga berhari – hari karena selama ini kami selalu berkumpul untungnya kami masih bisa berkomunikasi bila malam usai kegiatan bahkan panitia mengijinkan kami dijenguk.Suamiku datang menjenguk bersama Gilang dan Alda yang kangen mamah katanya.

            Di hari pertama kegiatan prajaban aku mendapat tugas membacakan sumpah prajabatan angkatan 4 golongan 3 dan di baca tanpa teks yang aku hapalkan semalaman saja Alhamdulillah aku sukses hingga teman – teman terharu dan bangga padaku karena pada waktu itu di bacakan di hadapan Kepala Dinas yang membuka acara prajabatan tersebut. Salah seorang panitia sangat kagum padaku karena kesuksesan acara pembukaan itu bahkan di angkatan kami nyaris bersih dari hukuman selama kegiatan ini.Padahal menurut informasi kegiatan prajaban penuh dengan ketegangan tapi Alhamdulillah di angkatan kami panitia sungguh berdamai.Meski memang kegiatan sangat padat dari ba’da subuh hingga malam tiba.Tak ada santai ria hingga saat makan pun kami seolah berburu dengan waktu.Kami dijejali dengan materi – materi tentang kepegawaian dan peran kami sebagai ASN hal ini sebagai bekal kami dalam menjalankan tugas kami sebagai abdi Negara.

            Senangnya mendapat teman baru satu profesi pula saat itu aku sekamar dengan Ekayuli yang berasal dari Ciawi dan tempat tinggalnya  tidak jauh dari lokasi pelaksanaan prajab sehingga suami dan anaknya agak sering berkunjung karena Eka masih memiliki balita.Ada juga Dila dari Citeureup teman di D2 dulu dan saat itu dari Cileungsi berjumlah 4 orang yaiu aku, Bu diny,Bu Eni  dan Pak Muklis.Selain itu aku juga akrab dengan teman – teman dari kecamatan lain diantaranya Ela dari Ciomas, Erni dari Nanggung dan Nung dari Gunung putrid mereka senang akan karakterku yang rame dan humoris.Usai pelaksanan prajaban aku semakin memahami tugas pokokku sebagai ASN dan pelayan masyarakat yang mengemban tugas mencerdaskan kehidupan bangsa.

            Suatu hari kepala sekolahku mengajak aku dan teman – teman untuk melanjutkan pendidikan ke S2 di Pakuan jurusan administrasi pendidikan, karena saat itu beliau lebih dahulu masuk dan sudah duduk di semester 2. Awalnya aku tak tertarik karena biayanya yang cukup besar sementara aku juga baru CPNS gajiku belum 100 %.Tapi setelah aku sampaiakn perihal ajakan kepala sekolahku ini suamiku mengijinkannya tentu aku merasa senang sekali meski saat itu Gilang belum lulus dari UNJ.Akhirnya aku menyampaiakan keinginanku ini kepada Pak Sanudin kepala sekolahku dan keesokan harinya panitia pendaftaran yang tak lain teman dari Pak Sanudin datang ke sekolah kami, serta membawa formulir pendaftaran aku pun menyerahkan berkas persyaratan.Tapi rupanya hanya aku sendiri yang mendaftar teman – teman yang lain tidak berminat bahkan ada komen dari salah seorang guru seniorku yang kurang mengenakkan hati jika aku kuliah S2 karena kesombongan. Aku cukup bersedih kiranya keinginanku untuk maju kurang disukai teman – temanku di sekolah tapi aku tak menghiraukannya karena ada teman yang baik dari SDN Gandoang 01 yaitu Bu Lilis yang ikut juga mendaftar.Ada juga guru senior dari Cileungsi yaitu Pa Endi,Bu Ii dan Pak Sukar.

            Aku hanya pemburu ilmu aku selalu punya keinginan untuk maju apalagi saat ini guru dituntut untuk serba bisa demi menjadi pendidik yang berdedikasi dan berkompetensi itulah sebabnya aku melanjutkan pendidikanku ke S2. Meski akhirnya harus ku korbankan hari liburku untuk keluarga karena perkuliahan dilaksanakan di hari Minggu dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.. Kami belajar di kampus Pakuan dengan teman – teman yang berasal dari Bogor, Depok dan Sukabumi. Kelas kami berjumlah 30 orang dengan  latarbelakang pekerjaan yang berbeda yaitu kepala sekolah, guru,polisi bahkan pramugari.Sungguh aku merasa mahasiswa yang paling bodoh diantara mereka tapi aku senang bisa berada diantara orng – orang hebat dan bertemu dengan dosen – dosen yang luar biasa super ini semakin memotivasiku untuk menimba ilmu.

            Awalnya selain untuk meningkatkan kompetensi diri yang memotivasi aku untuk melanjutkan pendidikan ke S2 yaitu karena ada imformasi jika memiliki ijazah S2 maka akan otomatis mendapakan sertifikasi. Tapi kiranya dewi fortuna sedang dalam pelukan kami para CPNS K2 belum jua SK PNS kami terima, kami mendapat undangan untuk melaksanakan PLPG sebagai prasarat mendapatkan sertifikasi Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas anugerah indah yang Allah berikan.

            Begitu banyak ilmu kami dapatkan di kegiatan PLPG yang berlangsung selama 10 hari di bulan Agustus 2015 bertempat di Hotel Kinasih Bogor ini tentu demi meningkat kompetensi profesionalisme kami sebagai guru. Saat itu panitia pelaksananya dari Kampus PAKUAN dan beberapa nara sumber telah ku kenal.Dan Alhamdulillah aku dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik serta lulus meski ada beberapa teman yang terpaksa harus mengulang ujian akhir.

            Di tahun ajaran baru  2015 – 2016 aku mendapat tantangan baru kepala sekolah menugaskan aku mengajar kelas satu karena rekan guru yaitu Bu Imas yang selama ini sudah piaway mengajar di kelas satu terkena mutasi. Awalnya aku ragu takut tak mampu menghadapi siswa kelas satu yang masih lugu dan butuh kesabaran yang luar biasa karena sekolah kami berada di desa yang mayoritas murid baru berasal dari rumahtangga dan hanya sebagian kecil saja dari TK atau PAUD. Sementara selama ini aku terbiasa mengajar di kelas 5.Setiap usai pembelajaran aku merenung dan mengeluh mencari strategi pembelajaran agar siswa- siswi mandiri dan kelas dapat aku kuasai karena orang tua siswa masih saja masuk kelas jika anaknya menangis karena tidak bisa menulis atau karena belum bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Aku berusaha memohon agar mereka tidak masuk kelas saat aku mengajar tapi himbauan aku tak dihiraukannya hingga aku meminta bantuan kepala sekolah untuk meminta wali murid keluar dari kelas.Hal ini berlangsung hampir satu semester.Aku berusaha menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan selalu memberika reaword kepada siswa  berupa uang kadang atau pulang lebih awal untuk memotivasi belajar mereka akhirnya di semester dua aku mampu membuat anak – anak fok us dan nyaman bersamaku di kelas tanpa harus ditemani orangtuanya lagi.Dengan metode cerdas tangkap yang ku terapkan alhamdulillah prestasi belajar siswaku meningkat bahkan wali murid mengacungkan jempol untuk gaya mengajarku di kelas satu ini meski suaraku nyaris hilang.

Desember 2015 alhamdulillah SK PNS kami terima sujud syukur kembali kami pada Sang Maha Kuasa.Semakin mantap semangat kami untuk mengabdi pada negeri menjadi pendidik yang profesional dan berdedikasi tinggi berbekal ilmu yang kami dapatkan dari berbagai pelatihan.Kami juga melaksanakan program induksi untuk guru pemula selama kurang lebih 3 bulan kami mendapat bimbingan dari rekan senior kami sebagai guru pamong.Hanya saja ada sedikit kejadian yang sempat menjadi kesalah pahaman diantara kami dengan guru pamong saat itu kami mendapat nilai C untuk kompetensi kepribadian tentu hal ini membuat kepala sekolah menegur guru pamong karena sebelumnya telah dinstruksikan untuk member nilai minimal B.Kami sempat khawatir dan sedikit kecewa mengapa hal ini bisa terjadi meski akhirnya guru pamong kami mengakui kasalahannya dan memperbaiki penilaiannya.

              26 Maret 2016 bimtek pertamaku yaitu bimtek replika dan diseminasi program bermutu KKG di hotel Grand Mutiara Cipayung Bogor aku mendapat SK sebagai pemandu KKG gugus 7 dan ketuanya Bu Chairliana dari SDN Nyalndung Ini awal kegiatanku di KKG Gugus 7 .Pengalaman pertama yang membuatku dikenal rekan – rekan guru hebat di Kecamatan Cileungsi karena mereka yang menjadi ketua dan pemandu di KKG merupakan guru- guru yang memiliki dedikasi tinggi apalagi saat itu aku sebagai pemandu GUGUS 7 harus menyampaikan materi yang ku dapatkan di bimtek kepada teman – teman guru di GUGUS 8 hal ini tentu membuatku sedikit grogi karena ini yang pertama kalinya aku menjadi pemandu.Hingga sekarang aku masih menjadi pemandu KKG Gugus 7 dan setiap tahun selalu ada kegiatan bimtek untuk pemandu dari disdik yang selanjutnya kami melaksanakan kegiatan KKG bermutu di KKG masing – masing selama 13 kali pertemuan.Kadang pelaksanaannya dilakukan secara roling antar gugus kadang juga di gugus masing - masing

              23 Maret  2016 Gilang putra pertamaku diwisuda haru dan bahagia hingga aku dan suamiku berurai air mata selama acara wisuda yang saat itu dilaksanakan di JCC Jakarta . Yeah…impianku untuk kuliah di UNJ dulu kiranya dapat diraih oleh anakku dengan perestasi yang cukup membanggakan bahkan sebelum wisuda Gilang sudah mengamalkan ilmunya dengan menjadi guru honorer di SMPN 4 Cileungsi untuk pelajaran PPKn karena Gilang mengambil jurusan S1 PPKn. Saat itu kepala sekolah SMPN 4 Cileungsi yaitu  Bu Sri Herowati yang tak lain guru Bahasa Indosia saat aku SMP dulu  dan dia masih sangat mengenalku karena kami sering bertemu dalam kegiatan PGRI dan tentu saat aku membawa Gilang untuk melamar sebagai guru honorer beliau langsung menerimanya.

            Perkuliahanku berjalan dengan lancar Alhamdulillah aku dapat mengikuti perkuliahan dengan baik bahkan aku mendapat pembimbing untuk tesis dua orang dosen yang baik dan selalu ada waktu untuk mahasiswanya yaitu Bapak Sumardi,M.Pd dan Bapak Entis Sutisna,M.Pd ( almarhum ).Untuk tesisku ini aku memilih judul ‘ Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Budaya Organisasi dengan Produktifitas Kerja Guru PNS SD Negeri di Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor ‘. Dalam penyusunan tesis ini aku dibantu oleh seorang teman yang mahir dalam statistiknya yaitu Pak Yudi alumni S2 Pakuan guru SMP PGRI Gandoang, karena aku kurang mahir dalam IT. Alhamdulillah dari sidang proposal hingga sidang tesis berjalan dengan lancar hingga tiba waktu wisuda tepatnya di tanggal 30 November 2016 aku lulus dan mendapat gelar M.Pd sungguh aku bersukur dan bahagia atas pencapainku saat ini.

            Kiranya bahagiaku harus terpenggal pilu karena tiba – tiba jari suamiku bengkak tak jua sembuh hingga akhirnya kami pergi ke rumah sakit Hermina alangkah terkejutnya kami ternyata itu efek dari gula darah suamiku yang sangat tinggi yaitu 470 mg/dL dokter menyarakan agar suamiku di rawat untuk menurunkan gula darahnya sebelum proses  pembedahan tapi,suamiku tidak mau dirawat dokter hanya memberi obat penurun gula darah.Setelah dua hari suamiku semakin merasakan kesakitan di jari tangannya akhirnya kami pergi ke rumah sakit Meri dan kesimpulan dokter pun sama agar suamiku di rawat untuk pembedahan.Untuk kali ini suamiku mau dirawat dan 10 hari di rumah sakit aku menemani suamiku aku mengambil cuti dari sekolah.

Sebenarnya selama ini aku merasakan perubahan dari kondisi suamiku sikap yang emosional bahkan kesulitan tidur.Yang paling tidak membuat tentram hatiku dia enggan tidur di kamar dengan alasan panas meski akhirnya ku cari solusi dengan memasang AC tapi suamiku tetap lebih nyaman tidur di ruang keluarga hal ini membuat aku curiga bahkan berpikir buruk mengkinkah suamiku memiliki wanita idaman lain hingga enggan menyentuhku.Setelah tahu bahwa ternyata suamiku menderita diabetes aku lebih memahaminya. Aku berusaha menjaga pola makannya agar kadar gula darahnya stabil.

Membuat rumah baru ku pikir ini salah satu yang akan membuat suamiku kembali bergairah seperti dulu dengan modal pinjaman dari BJB sebagai konsekwensinya SK ku menjadi jaminan dan gajiku harus dipotong cicilan ku bangun rumah di lahan milikku warisan dari orang tuaku.Hampir 3 bulan pembangunan rumah dengan model yang ku buat sendiri selesai, sebelum kami isi kami mengadakan pengajian sebagai rasa sukur kami. Tapi ternyata tak seperti yang ku kira suamiku tidak kerasan tinggal di rumah baru dengan alasan berisik dan panas karena rumah baruku berdekatan dengan jalan raya. Akhirnya kami kembali ke rumah lama agar tidak kosong ku pinta Gilang tinggal di sana.

Agustus 2018 Gilang meminta kami untuk melamar Syifa gadis Betawi yang memikat hatinya sebulan kemudian pernikahan Gilang dan Syifa dilaksanakan tepatnya hari Sabtu tanggal 16 September 2018. Saat itu aku mengajak teman – teman, sodara dan tetangga ngebesan tapi kiranya adat kebiasaan orang sunda berbeda dengan Betawi kehadiranku  membuat orang tua Syifa yang tak lain besanku terkejut dan kaget karena tamu dari rombongan besan kelewat banyak hal ini tidak biasa dilakukan orang Betawi sementara bagi kami hal biasa jika ngebesan membawa rombongan.Acara pernikahan berjalan dengan lancar meski rombongan kami datang lebih awal dari jam yang ditentukan. Puji syukur kami sebagai orang tua karena telah mampu menikahkan putra dengan gadis pilihannya dan dengan cukup layak.

Sabtu 6 Oktober 2018 acara ngunduh mantu dilaksanakan di rumah baruku aku bangga dan bahagia akhirnya aku mampu memberikan kebahagiaan kepada putra sulungku bahkan usai menikah mereka bisa langsung tinggal di rumah sendiri.Pesta di rumahku cukup meriah teman – temanku alumni YAPIDA dan alumni SMP Negeri Cileungsi ( IKASTUSI’89 ) hadir memenuhi undanganku dan memeriahkan pesta dengan organ tunggal yang dimainkan almarhum sahabat kami Juli Abidin dari Ikastusi 89 ditemani artis heboh Nani Srikandi teman alumni juga.Alhamdulillah sejak ada group WA silahturahmi kami semakin terjalin dengan alumni seangkatan sejak tahun 2014 kami sering mengadakan pertemuan dan jika ada teman yang hajatan maka kami akan berkumpul untuk memeriahkannya sebagai rasa turut berbahagia. Sungguh jalinan persaudaraan indah dan  terjaga hingga saat ini.

Usai hajatan aku dikejutkan oleh kondisi adikku yang terlilit renternir bahkan lebih dari 20 orang dengan nilai hampir 400 juta.sebagai satu –satunya sodara kandung tentu aku tak bisa diam ketika adikku satu – satunya tersandung masalah besar yang hingga kini aku pun tidak memahaminya. Untuk menghindari keributan dan demi keselamatan adikku akhirnya segala urusannya aku ambil alih meski saat itu aku tidak ada dana tapi akhirnya aku menjualkan warisan adikku untuk menyelesaikan utang piutangnya.Meski aku butuh cukup mental dalam menghadapi para renternir yang datang ke rumahku karena mendengar aku yang mengambil alih urusan adikku. Hampir setiap hari aku beradu argumen dengan para penagih yang paling aku sedih saat itu suamiku tidak mau turut campur bahkan aku menghadapi sendiri para penagih yang penuh emosi meski akhirnya ini suatu pengalaman yang membuatku lebih kuat lagi.Usai urusan dengan para renternir aku meminta adikku pulang ke rumahnya karena beberapa bulan sebelum tanah terjual adikku tinggal di rumah temannya untuk menghindari amukkan para renternir.Sebagai satu – satunya sodara aku merasa menjadi pengganti orangtua aku berharap ini menjadi pembelajaran untuk adikku agar tidak mengulanginya lagi Alhamdulillah masa sulit ini dapat terlewati dan adikku kembali berkumpul dengan anak –anaknya karena adikku seorang single parent.

 Sejak menjadi Pemandu KKG gugus 7 di tahun 2016 aku sering berangkat bimtek baik bimtek KKG bermutu atau bimtek – bimtek yang lainnya  hingga aku djuluki ‘Si Ratu bimtek”.Aku banyak di kenal teman – teman pengurus KKG dari kecamatan lain sekabupaten Bogor karena kami memiliki group WA.Aku juga selalu menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti lomba guru berprestasi di tingkat kecamatan Cileungsi  dan Alhamdulillah aku selalu masuk nominasi sehingga aku menjadi perwakilan untuk mengikuti lomba guru di tingkat kabupaten. Di bulan Maret tahun 2018 aku mengikuti lomba guru berkonstitusi ditingkat kabupaten Bogor meski hasilnya belum memuaskan saat itu aku hanya menjadi urutan ke 7 tapi aku merasa senang karena dapat mengikuti lomba bergengsi bagi guru ini.

Di buan Agustus tahun 2019 salah seorang teman pengurus KKG yaitu Pak Ade Badru mengajak aku untuk gabung dengan PIPP (Pendidik Indonesia Pelopor Perubahan  ) dan menjadi pengurus tingkat kecamatan sebagai bendahara aku pun menyetujuinya karena PIPP merupakan organisasi guru yang berupaya meningkatkan kompetensi dan menjadi wadah pengembangan diri para guru di kabupaten Bogor.PIPP mengadakan berbagai pelatihan baik secara online maupun ofline.Pelatihan pertama yang kuikuti yaitu  Pelatihan Cipta Karaya Inovatif Menulis Karya Sastra Puisi yang dilaksanakan secara inline.

Di bulan Desember tahun 2019 aku mengikuti bimtek Peningkatan Kompetensi Guru jenjang SD dalam Upaya Peningkatan Profesional dan Pedagogik Bagi Pengawas dan Guru SD dlam muattan Mapel IPA dan Matematika tahun 2019 yang dilaksanakan di Hoten Rizen Premier Cisarua Bogor. Dalam kegiatan ini aku aktif dan komuniktif dengan para nara sumber. Tak aku kira ternyata bimtek ini merupakan seleksi bagi guru untuk menjadi penulis naskah soal US untuk tahun ajaran 2019 – 2020.

Disela kesibukannku mengajar aku mulai asyik mengikuti bimtek online di PIPP merangkai puisi berkolaborasi di grop WA beradu ketangkasan kata  dengan peserta yang lain aku serasa ikan yang berada dikolamnya.Kurangkai kata ku susun bait ku hias rima dari pagi hingga senja kisah yang ada kucipta karya melalui kata.Indahnya menyerukan suara hati dalam rangkaian puisi.Pujangga Kelana alias Pak Rudi mentor handal PIPP cukup mahir dalam membimbing kami. Puisi – puisi beliau meninspirasi para peserta pelatihan begitu pun aku. Karakternya yang penuh kasih dan kelembutan dalam mengajari kami membuat kami tak enggan untuk bertanya dan berkomunikasi aku pun semakin akrab meski kami belum berjumpa.

Namaku ada diantara nama – nama penyusun kisi – kisi dan master soal ujian sekolah SD diantara nama –nama guru sekabupaten Bogor ada nama Rudi yang tak lain Pujangga Kelana mentor PIPP untuk pelatihan cipta karya puisi yang sedang kuikuti. Sebelum pelaksanaan penyusunan kisi – kisi dan master soal US kami berkumpul di aula Disdik untuk menerima arahan dari panitia dan inilah pertama kalinya aku bertemu Pak Rudi alias Pujangga Kelana .Aku dan Pak Rudi merupakan satu team dalam penyusunan kisi – kisi dan master soal US untuk pelajaran Bahasa Indonesia.

Kegiatan penyusunan kisi – kisi dan master soal US dilaksanakan selama tiga hari di Hotel Gumilang  Cipayug Bogor dari tanggal 8 Januari 2019 sampai 10 Januari 2019.Aku sungguh merasa bangga bisa berada diantara mereka guru – guru hebat sekabupaten Bogor karena tentu yang ada di team penyusunan kisi – kisi dan master soal US ini melalui seleksi.Aku banyak belajar dari Pak Rudi yang cukup mahir di IT dan cukup berpengalaman dalam pembuatan soal.Kami sempat berbeda pendapat dalam pemilihan soal bahkan saat itu kami diminta untuk menulis tangan soal yang kami buat untungnya dihari terakhir panitia merubah aturannya jadi kami bisa menyerahkan soal dalam bentu file.Selama kegiatan ini aku sekamar dengan Risma yang juga peserta pelatihan puisi. Kiranya Risma sudah mengenalku sejak bimtek Induksi kami sama – sama PNS dari K2. Risma guru hebat dari kecamatan Leuwiliyan kami bersahabat bahkan aku dan keluargaku sempat menginap di rumahnya yang berada di tengah perkebunan teh di desa Cianten yang asri.

Di penghujung diklat cipta karya puisi kami para peserta dituntut untuk membuat buku kumpulan puisi yang kami buat selama satu bulan lebih pelaksanaan pelatihan dengan berbagai tema.Aku merasa sangat tersanjung manakala Sang Mentor mengajak aku berkolaborasi dalam membuat buku. Beliau menulis nopelet dan aku menulis puisinya buku kami berdua kami beri judul “ Ku Pilih Kau dengan Sepenuh Cinta “.Alhamdulillah buku kami cukup diminati rekan – rekan pengurus PIPP, teman- temanku di KKG , peserta pelatihan bahkan wali muridku.Pengalaman baru yang sangat berharga bagiku karena sebenarnya aku senang menulis puisi sejak di SMA dulu bahkan aku pun memiliki nama pena Dara Kelana.Pelatihan ini semakin membuatku paham cara membuat puisi hingga setiap hari kubuat status puisi di WA.

Usai pelatihan cipta puisi aku kembali mengikuti pelatihan online merancang  blog di blogger.com,  sebagai wadah untuk aku menulis bahkan dengan mentor yang sama yaitu Pak Rudi alias Pujangga Kelana . Guru dari kecamatan Rumpin ini memang serba bisa aku sangat beruntung bisa mengenalnya.Selain serba bisa beliau juga telaten dalam mengajari kami para peserta pelatihan yang mulai lambat mengingat maklum karena faktor usia.Di blog ini kutulis catatan harian,puisi,materi pembelajaran,hadist dan video pembelajaran.Selain pelatihan online aku juga mengikuti pelatihan ofline yang diadakan PIPP di aula disdik bogor untuk pelatihan menggunakan zoommeeting dan pembuatan player.Aku pun bertemu dengan Bu Nina ketua PIPP guru SD yang bergelar doktor sungguh aku semakin termotifasi bertemu beliau agar terus belajar belajar dan belajar.Dalam setahun 2019 ini sebanyak lima belas pelatihan dan diklat kuikuti baik offline yang diselenggarakan Disdik maupun pelatiahan online oleh PIPP bahkan aku juga ikut pelatihan Gernas Tastaka yang diselenggarakan oleh KKG Kecamatan Jonggol.Senangnya berteman dengan guru – guru hebat dan inovatif.

Dari diklat dan pelatihan  yang kuikuti di PIPP ada beberapa buku antologi yang kubuat bersama teman – teman diantaranya ;

1. Kumpulan puisi dan novelet yang berjudul ‘ Kupilih Kau dengan Sepenuh Cinta ‘

2. Kumpulan puisi HUT PIPP yang berjudul ‘ Meretas Jalan Perubahan ‘.

3. Kumpulan puisi yang berjudul ‘ Puisi Untuk Mas Menteri ‘

4. Kumpulan puisi yang berjudul ‘ Keniscayaan Sebuah Perubahan’

5. Kumpulan kisah – kisah inspiratif yang berjudul ‘ Jangan Gagal Move On ‘

6. Kumpulan komIk digital yang berjudul ‘ Asyiknya Belajar ‘

7. Kumpulan quizizz yang berjudul “Quizizz Sebagai Media Pembelajaran ‘

8. Kumpulan cerpen yang berjudul ‘ Kolaborasi Cerpen Pendidikan’

9. Jurnal Majalah Pelopor

10. Kumpulan surat untuk Mentri Pendidikan yang berjudul ‘Surat untuk Mas     

      Menteri ‘

11. Kumpulan karya Pelatihan Pembuatan Aplikasi  Android Non Coding

Bagiku PIPP sangat berperan dalam proses pengembangan diriku selain dua orang hebat yaitu Pak Rudi selaku mentor handal PIPP dan Bu Nina selaku ketua PIPP yang membangkitkan semangat belajarku. Berkat dua orang hebat itu terutama Pak Rudi membuat aku memiliki keahlian dalam membuat puisi dan cerpen meskipun karya – karyaku belum sebagus karya beliau tapi Pak Rudi selalu membuat aku semangat dalam berkarya.Banyak hal yang kudapat dari Pak Rudi karena beliau selalu membimbing aku disetiap waktu.

3 November 2019 adalah hari pemilihan kepada desa baru karena masa jabatan Bapak Sayidina Aop selaku kepala desa telah berakhir setelah enam tahun.Aku dan keluarga tentu berperan dalam pencarian masa dan menjadi team sukses untuk kemenangan Bapak Sayidian Aop karena selama ini suamiku bekerja di desa sebagai Kaur Pemerintahan dan hal ini karena kedekatan dan peranan suamiku di masa pemelihan lalu dan memang akan selau begitu disetiap pemerintahan desa.Selama ini aku pun aktif di kegiatan desa bersama ibu kepala desa dan rekanku Bu Yeni.Saat itu kandidat calon kepala desa ada tiga orang yaitu Sayidina Aop,Lihing dan khaerul Saleh.Para kader kandidat bergerak mencari masa hal ini  cukup rentan dari perselisihan karena peran kader cukup jadi ujung tombak kemenangan. Para kandidat pun mencari simpati warga dengan berbagai cara.Aku bukan kader tapi tentu aku membantu Sayidina Aop karena suamiku bekerja bersamanya dan aku berharap kemenangan kembali ada untuk Sayidina Aop agar suamiku  tidak kehilangan pekerjaan.

Kiranya keberuntungan tak lagi ada di tangan Sayidna Aop.Pemilihan kepala desa dimenangkan oleh Khaerul Saleh.Kekalahan Saiyida Aop dalam pilkades sangat membuat kami terpukul itu artinya suamiku akan kehilangan pekerjaan karena pihak Khaerul Saleh mengetahui kalau kami tidak mendukungnya dan kami pun cukup tahu diri untuk keluar dari pemerintahan desa di bawah kepemimpinan kepala desa baru sebagai konsekwensinya.

Kondisi kesehatan suamiku menurun sebagai efek dari pemikirannya karena kehilangan pekerjaan meski aku berusaha menyakinkannya agar tetap tenang toh aku berpenghasilan. Tapi tentu perubahan aktifitas membuat dia stress.Hingga akhirnya kadar gula darannya meninggi bahkan timbul luka di telapak kaki kanannya. Aku mulai khawatir dengan kondisi suamiku akhirnya kami ke rumah sakit dan Januari 2020 kaki suamiku dioperasi untuk membersihkan lukanya yang mulai membusuk.Akupun mencari informasi tempat pengobatan luka diabetes yang bagus.Kudapatkan dari seorang teman yang berlokasi di Jakarta.Alhamdulillah kondisi telapak kaki suamki mulai membaik.

Disela kesibukanku merawat suami aku tetap beraktifitas dan mengikuti kegiatan di sekolah.Di bulan  kuikuti lomba membuat naskah soal di UPT Alhamdulillah aku menjadi urutan ke 4 dan ditetapkan sebagai salah satu penulis soal  PTS dan PAS di Kecamatan Cileungsi.Ternyata lomba penulisan naskah soal ini pun merupakan ajang seleksi untuk mengikuti lomba guru ditingkat Kabupaten.

10 Maret 2020 aku menjadi perwakilan kecamatan Cileungsi untuk mengikuti lomba guru berprestasi  Seminggu sebelumnya kami para peserta yang berjumlah 40 orang dari masing – masing kecamatan yang ada di kabupaten Bogor menerima arahan terkait penyusunan portopolio sebagai salah satu sarat yang harus dipenuhi peserta selain uji kompetensi. Sebanyak 200 soal dari materi pedagogik dan profesionalisme  kami selesaikan cukup menguras otak tapi alhamdulillah aku merasa diberi kemudahan dalam menjawab pertanyaan.Saat pengumuman tiba alangkah terkejutnya ketika namaku disebut sebagai salah satu nominasi yang harus maju ke sesi berikutnya yaitu sesi presentasi karya ilmiah dan sesi wawancara.Ternyata selain hasil uji kompetensi nilai portopolioku cukup lumayan karena aku memiliki banyak sertifikat yang kudapat dari berbagai bimtek dan pelatihan selain itu aku juga mencantumkan beberapa buku antologi puisi yang kumiliki sebagai hasil pelatihan di PIPP.

Sesi wawancara dan presentasi karya ilmiah dilaksanakan keesokan harinya. Aku cukup pesimis karna kelima nominasi guru berprestasi ini merupakan orang – orang muda dan super hebat sementara aku hanya si pemilik semanagt tinggi dengan kemampuan terbatas.Aku cukup puas dengan juara harapan ke tiga tapi bagiku ini prestasi yang luar biasa yang dapat kuraih.

Pola makan suamiku yang tak bisa diatur membuat kesembuhan terhambat hingga pembusukan malah melebar di telapak kakinya dan yang paling tak kumengerti suamiku enggan minum obat dari dokter dengan alasan tubuhnya terasa gatal bila minum obat antibiotiknya.Aku mulai bingung kubawa kemana lagi suamiku berobat.  Seorang teman Gilang mengajak kami berobat ke Tambun Bekasi seorang dokter ahli diabetes luka suamiku dibersihkan dengan apik tapi disaat kedua kalinya kami kembali suamiku nyaris pingsan saat lukanya dibersihkan dokter pun menyarankan agar aku membawa suamiku ke rumah sakit.Akhirnya kami kembali ke rumah sakit Hermina untuk operasi.Kali ini operasi cukup melebar dari operasi pertama.Dua hari menjelang Idul Fitri kami kembali ke rumah. Kubersihkan lukanya setiap hari dan Alhamdulillah kali ini suamiku mau minum obat sebulan paska operasi lukanya mulai mengering suamiku pun dapat berjalan lagi meski kakinya harus senantiasa di perban.Sehari menjelang Idul Adha kami mengendari motor untuk membeli hewan kurban karena suamiku ingin berkurban saat membawa kambing di motor suamiku kehilangan kendali dan terjatuh keesokan harinya betis kaki kanan suamiku bengkak dan memerah.Dua hari paska jatuh suamiku mulai mengerang kesakitan hawa panas yang berasal dari kakinya tak lagi dapat ditahan akhirnya ku bawa suamiku ke rumah sakit kali iniku bawa ke rumah sakit Permata Jonggol  dokter memberitahuku bahwa suamiku harus dioperasi. Saat operasi berjalan aku diminta dokter untuk masuk ke ruangan operasi dan alangkah terkejutnya saat dokter menunjukkan kondisi kaki kanan suamiku yang sangat parah karena infeksi diabetesnya dan dokter menyarankan untuk amputasi hingga lutut.Aku terdiam tapi tentu aku tidak bisa memberi keputusan kepada dokter untuk amputasi karena suamiku harus mengetahuinya terlebih dahulu sedangkan saat itu suamiku dalam kondisi terbius total akhirnya aku hanya mengijinkan pembedahan saja pada betisnya.

Beberapa saat usai operasi suamiku mulai kembali kesadarannya tapi aku tak sanggup untuk mengatakan kepadanya tentang saran dokter untuk amputasi.Saat itu aku teringat saran Pak Rudi untuk mencoba pengobatan herbal dan terapi di Sukabumi.Keesokan harinya aku pun menceritakan kondisi kaki suamiku dan saran dokter untuk amputasi suamiku menolak.Dengan sedikit memaksa akhirnya aku minta ijin pulang dari rumah sakit untuk membawanya  ke Sukabumi.Dengan petunjuk dari Pak Rudi akhirnya kami sampai di klinik herbal dan terapi yang ternyata memiliki pasien yang cukup banyak dengan mayoritas penyakit berat.

Selama empat hari  suamiku dirawat di klinik herbal Qolbu Salim di Sukabumi  yang ternyata pemiliknya adalah seorang dokter  bernama dokter Renaldo.Klinik ini menggunakan obat- obatan herbal yang diracik sendiri oleh Sang Dokter karena ternyata beliau seorang keturunan Thionghoa yang mahir dalam obat – obatan herbal selain itu klinik ini memiliki kasur terapi untuk melancarkan peredaran darah dan lain – lain.Lokasi klinik berada di samping perkebunan perhutani.Suasana yang sepi diujung pedesaan,udara yang bersih seolah menjadi terapi untuk kesembuhan para pasien. Setiap pagi kudorong kursi roda suamiku untuk berkeliling menghirup udara segar meski kondisi kaki paska pembedahan mulai membusuk tapi aku optimis suamiku akan sembuh.Setiap hari kubersihkan dan kuganti perbannya.Menjelang pulang dokter meyakinkanku bahwa kondisi suamiku sudah membaik dan pasti sembuh dokter pun  menyarankan agar aku kontrol setiap seminggu sekali.Untungnya saat itu pembelajaran dilaksanakan secara daring karena pandemi, jadi selama aku di Sukabumi aku cukup member tugas lewat group WA.

Setiap seminggu sekali aku membawa suamiku untuk kontrol ke Klinik Qolbu Salim dan kulihat ada perubahan pada kaki suamiku daging baru mulai tumbuh aku dan anak –anak merasa senang tapi tiga hari menjelang control keempat aku dikejutkan oleh kejadian yang tak pernah aku bayangkan.Dikontrol ketiga dokter memberiku salep untuk percepatan pertumbuhan daging baru di kaki suamiku dan menyarankan agar aku mengganti perbannya dua hari sekali. Biasanya saat mengganti perban aku dibantu Gilang dan Alda karena butuh waktu lebih dari setengah jam untuk membersihkan luka kakinya hingga rapi diperban. Saat itu suamiku memaksa agar aku membersihkannya segera padahal aku sendirian dan alangkah terkejutnya saat kubuka perban kaki suamiku dikerumuni belatung aku menjerit perlahan aku tak ingin kejadian ini diketahui suamiku kubersihkan belatung dari kakinya sembari menahan tangis karena rasa takutku.Tak sanggup aku sendiri memberihkan kaki suamiku aku segera menghubungi Ecah adikku untuk membantunya dan tentu Ecahpun terkejut dengan kondisi suamiku tapi kami tetap merahasiakannya kepada suamiku.

Dalam isak tangis dan ketakutan kuceritakan kondisi kaki suamiku pada Gilang anakku kami sungguh khawatir dan keesokan harinya 7 september 2020 kami membawa kembali suamiku ke klinik. Kuceritakan kondisi kaki suamiku yang dikerumuni belatung dokter menenangkan aku bahkan dia katakan kalau itu salah satu proses penyembuhan agar daging busuknya bersih dan cepat berganti daging baru. Aku mulai tenang dan yakin kalau suamiku akan segera sembuh karena hasil pemeriksaan saat itu gula darah normal jantung dan paru – paru bagus bahkan pankreas sudah berfungsi.

Rabu, 9 September 2020 menjelang asar kubersihkan tubuh suamiku seperti biasanya kulap sekujur tubuhnya kuganti pakaian dan kainnya kubedaki tubuhnya agar harum mewangi.Usai solat magrib suamiku memanggilku lirih aku pun duduk disampingnya seraya mengelus kakinya tiba – tiba aku merasa sangat ngantuk akupun terbaring disisinya. Sejak usai dioperasi suamiku tidur diruang keluarga aku dan Alda pun menemaninya kadang Gilang,Syifa dan adik – adik iparku menginap dan menemani kami.Kumandang ajdan Isya terdengar akupun segera menunaikan kewajibanku begitu juga suamiku.Saat kukembali usai melaksanakan solat isya kulihat suamiku tertidur tapi aku sedikit heran karena saat kupegang kepalanya berkeringat dan lehernya terasa sangat dingin akupun membangunkannya, suamiku malah memanggil Gilang.Aku segera menelpon Gilang dan memintanya untuk segera datang Alda yang dari tadi di kamar kupanggil juga karena aku mulai khawatir akan kondisi suamiku.Kupanggil juga adik- adik iparku agar segera datang ke rumahku.Tak lama kemudian Gilang dan Syifa datang Gilang pun kaget karena kedua kaki suamiku terasa sangat dingin.Tiba – tiba suamiku minta dibangunkan agar bisa duduk aku kaget karena selama ini biasanya dia bisa duduk sendiri tapi kini badannya lemas tak bertenaga bahkan kesulitan untuk duduk sementara itu tak ada kata – kata yang diucapkan suamiku aku pun memberinya minum dan kembali sumiku terbaring Alda kupinta untuk mengaji yasin disamping ayahnya aku tak henti beristigfar dan bertahlil agar suamiku mengikutinya hingga akhirnya di pukul 21.50 WIB suamiku pergi dengan tenangnya dalam pelukanku.Innalillaahiwainnaailaihi rojiun tangis kami memecah kesunyian malam Kamis itu, tak percaya rasanya akan apa yang terjadi suamiku pergi untuk selama – lamanya.

Malam Kamis yang tak akan pernah aku lupakan sepanjang hidupku.Malam kepergian suamiku untuk selama –lamanya .Suamiku yang telah mendampingi hidupku selama 28 tahun.Mendampingku dalam suka dan duka hingga tercapainya cita – citaku bersama cinta dan kasihnya.Suami yang telah memberiku sepasang buah   hati yang tentu sangat berarti untuk hidupku.Aku nyaris putus asa mampukah aku hidup tanpa dia.Tangis dan tangis kepiluan terasa sangat menyesakkan namun aku tetap kuatkan diri agar bisa mengaji untuk suamiku.Hari mulai  pagi banyak sodara, rekanku, rekan suamiku, rekan Gilang dan Alda datang bertajiah mereka menemaku hingga pemakaman suamiku selesai.

Tubuhku serasa tak bertenaga seminggu aku hanya terbaring lemas begitu banyak sesal yang menggulung di dada kala kuingat masa – masa kami bersama,aku sering membuatnya pilu karena perselisihan yang sepele saja.Kini yang kuingat segala keindahan dan kebaikan yang tak mungkin tergantikan . Kami menikah diusia muda begitu banyak hal yang kami lalui bersama.Kini yang terbayang kala suamiku menuruti apa yang kumau kala suamiku selalu memberi kejutan – kejutan untuk membuatku senang. Ya Allah mengapa begitu cepat dia pergi ?

Alhamdulillah saudara dan sahabat – sahabatku datang untuk menguatkan hatiku. Aku pun mulai sadar aku pasrah pada ketentuan Allah,kuikhlaskan kepergian suamiku kiranya ini yang terbaik untuknya,karena tiada satu apapun yang bisa merubah takdir Allah.Aku pun harus melanjutkan hidupku demi anak – anakku.

Aku kembali beraktifitas ke sekolah setelah seminggu kepergian suamiku karena meski anak – anak belajar secara daring tapi guru tetap harus absen dan menyiapkan admisnistrasi di sekolah, meski tentu hari – hariku kini tak sesemangat dulu.Tangisku masih senantiasa memecah kala kesendirianku di rumah.Tiap ruang terbanyang masa – masa indahnya kebersamaan bercengkrama kala pagi ditemani segelas kopi, kala senja bercerita tentang hari yang baru kami lalui.Hingga tak terasa 40 hari sudah kepergian suamiku aku mulai berani ke luar rumah selain ke sekolah aku mulai berani ke pasar untuk membeli keperluan dapur.Sejak suamiku meninggal aku jarang sekali masak untungnya Alda mau makan seadanya bahkan seringnya beli nasi padang.

Hari – hariku terasa hampa andai dapat kuulang waktu, andai dapat kukembalikan hari, tentu aku akan selalu membuat suamiku bahagia tanpa ada perselisihan diantara kami. Meski kusadari perubahan sikap suamiku sangat drastis sejak tahun 2016. Sejak dokter memponis suamiku mengidap penyakit diabetes suamiku mulai posesip itulah penyebab perselisihan diantara kami tapi kini hanya tinggal sesalku.Untuk mengurangi penyesalanku kukirimkan doa setiap waktu semoga almarhum suamiku senantiasa damai disisiNya.

2- 4  November 2020 aku mendapat tugas untuk bimtek Pembinaan Kompetensi SDM Jenjang SD melalui Kegiatan Pembinaan Keprofesian Berkelanjutan Jenjang SD.Awalnya aku menolak tapi karena ini tugas Negara kupikir aku tetap harus berangkat agar aku,pun tidak selalu dirundung kepiluan. Tapi rupanya aku keliru sejak tiba di Hotel Grand Mutiara tempat pelaksaan Bimtek aku terbayang almarhum suamiku yang selalu mengantar dan menjemputku jika aku bimtek bahkan dia akan santai – santai dulu di kamar hotelku sebelum pulang.Tangisku pun tak dapat kutahan aku tidak fokus pada kegiatan bimtek.Tapi aku tetap mengikuti kegiatan selama tiga hari.

Tiga bulan kepergian suamiku aku kembali gabung bersama teman – teman goes aku kangen bersepeda bersama teman – teman srikandi GGS. Keseruan saat goes cukup menghiburku.Hingga suatu hari tiba gobar GGS ke warung Ceu Edoh dengan rute memutar start di GNI ke Situsari dan Citra Indah jadi jaraknya cukup lumayan. Saat itu ada group Sely  group goes dari Setu Bekasi turut diacara gobar GGS menambah keseruan karena lebih dari seratus sepeda pesertanya. Aku menjadi MC diacara pembagian doorprize dan hiburan aku berusaha menghibur diri dan teman peserta gobar dengan bernyanyi duet bersama ketua group Sely.

Selain menghibur diri bersama group goes aku juga sering kumpul bersama teman – teman alumni SMA YAPIDA dan alumni SMPN Cileungsi kebetulan teman – teman alumni ada yang bernasib sama denganku jadi single parent sehingga kami merasa cocok dan memiliki waktu yang luang untuk kumpul meski sekedar makan dan karokean.

11 Januari 2021 lahirlah cucu pertamaku tampa disaksikan oleh kakeknya karena saat suamiku meninggal Syifa menantuku sedang hamil lima bulan. Alhamdulillah Syifa melahirkan dengan normal dan selamat tangisku pun tak tertahan saat kulihat wajah cucuku sangat mirip dengan almarhum suamiku.Haru dan bahagia hatiku menyambut kehadiran cucu pertamaku. Andai saat ini suamiku masih ada tentu beliau akan   sangat bahagia melihat kelahiran cucu pertama kami.Azhar Eda Mahardika nama cucuku. Cucu laki – laki yang tampan dan sehat.

Sebagai pemandu KKG Gugus 7 aku harus selalu mengikuti kegiatan bimtek Bermutu yang diselenggarakan Disdik.Pada tanggal 25 sampai 27 Maret 2021 aku mengikuti bimtek “Replika dan Diseminasi Bermutu di hotel Rizen Premiere Cisarua Bogor.Bimtek kedua setelah kepergian suamiku dan kembali tangisku hadir kala tiba di Hotel Rizen Premier teringat almarhum yang selalu mengantar dan menjemputku bila kegiatan bimtek. Begitu banyak kenangan tergores disetiap dinding aktifitasku karena suamiku selalu mendukung kegiatan dinasku.

Tak terasa kini Alda dipenghujung SMK sebagai siswa berprestasi Alda mengikuti seleksi mahasiswa baru dari jalur prestasi. Untungnya kepergian suamiku tidak membuat prestasinya di sekolah menurun. Meski awalnya aku tidak sependapat jika Alda harus pindah sekolah dari YAPIDA ke SMK Farmasi karena awalnya Alda ku titipkan pada YAPIDA tempat aku mondok dulu tapi rupanya Alda tidak kerasan hanya bertahan tiga bulan saja.Akhirnya suamiku memindahkannya ke SMK Farmasi.Kiranya Alda membuktikan kesungguhannya sekolah di SMK Farmasi hingga menjadi siswa berprestasi. Para guru meyakinkanku jika Alda pasti lulus di poltekes karena nilai Alda cukup tinggi  dan prestasinya yang baik tapi kiranya Alda kurang beruntung Alda gagal masuk poltekes.Kegagalan ini membuat Alda terpukul dan menangis karena harapannya untuk masuk PTN jalur prestasi gagal.Rupanya Alda tidak mau kalah dengan teman – temannya yang masuk PTN jalur prestasi Alda belajar untuk mengikuti tes UTBK agar bisa masuk PTN. Saat itu aku memberi saran agar Alda memilih jurusan pendidik Bahasa Indonesia dan mencari kampus terdekat Alhamdulillah Alda mengikuti saranku yaitu memilih UNSIKA Karawang.Dan Alhamdulillah Alda lulus seperti yang kupinta di penghujung malam.Sujud syukurku pada yang maha kuasa kedua putra putriku dapat masuk perguruan tinggi negeri.

Ramadhan tahun 2021 Ramadhan pertama tanpa suamiku. Tak ada  keindahan senja seperti tahun – tahun lalu terbayang dimataku kala kami berdua menyiapkan menu berbuka dan serunya kala kami berebut sambal untuk gorengan. Kini hanya aku dan Alda itupun jika Alda tidak ada acara buka bersama dengan teman – temannya . Untuk menghilangkan rasa kesepianku aku sering meminta Gilang dan Syifa untuk berbuka bersama di rumahku.Tiba hari raya tanpa suami dan tanpa ayah bagi anak – anakku tentu menghadirkan pilu di keluargaku isak tangis tak dapat kami tahan terlebih saat adik – adik iparku datang dan berkumpul di rumahku seperti biasanya karena suamiku sodara tertua sebagai pengganti orangtua.Aku terharu karena mereka masih menganggapku sebagai pengganti orangtua meski suamki sudah tidak ada.Sebagai kebiasaan kami di hari pertama idul fitri usai silahturahmi kami kumpul di makam untuk mengaji.Tangisku tak dapat kutahan sepanjang pengajian.Kupandang tumpukan tanah merah tempat bersemayam jenajah suamiku yang kini hanya dapat kudoakan semoga suamiku ada dalam kenikmatan kubur.

Menjadi single parent diusiaku kini rupanya masih sangat jadi pusat perhatian suatu hari ada seseorang yang menginginkanku untuk menjadi istrinya padahal dia pria beristri tentu aku menolaknya dengan halus agar dia tidak kecewa. Bahkan hal ini berulang sampai  tiga kali entah mengapa mereka begitu pede menyatakan keinginannya.Aku mulai tak nyaman dengan gosif - gosif tetangga tapi aku berusaha  untuk tidak menghiraukannya.

Aku manusia biasa aku juga masih sangat membutuhkan perhatian dari pasangan ketika ada seseorang yang memberikan perhatian kepadaku dan Alda tentu aku tidak menolaknya. Sahabat yang juga kuanggap sebagai saudara, teman ketika kami di SMP dulu senantiasa menghibur dan memperhatikan kebutuhan ekonomiku. Aku mulai merasa nyaman atas kehadirannya meski aku tidak menjanjikan apapun untuknya. Kami sering jalan untuk sekedar makan bersama ketiga temanku yang bernasib sama denganku alias single parent yaitu Cicih,Ade Nuraeni dan Nani kami sama – sama alumni SMPN Cileungsi angkatan 89.Hanya saja Amin pria baik yang mengisi hari – hariku dan menghiburku dia pria beristri jadi tentu aku menolaknya saat dia mengajak aku ke pelaminan.

Suatu hari aku pulang malam bersama teman – temanku karena jalanan macet sepulang kami menjenguk teman alumni SMP di Gunung Putri. Rupanya Gilang tahu dan dia marah sekali kepadaku bahkan dia menyatakan kekecewaannya akan perubahan sikapku yang sering main dan pulang malam meski itu kulakukan hanya untuk menghibur diri kiranya Gilang tidak mengerti.

Aku sadar akan statusku yang rentan gosif, mungkin itu yang dikhawatirkan oleh Gilang.Dalam sujudku disepertiga malam aku berdoa dan memohon petunjuk yang maha kuasa hingga suatu hari guru matematikaku kala aku di SMA YAPIDA dulu ingin memperkenalkan rekannya guru PNS yang bernasib sama denganku. Istrinya meninggal karena penyakit jantung yang dideritanya..Aku pun mengijinkannya untuk memberikan no WAku kepada rekannya.Seminggu kemudian aku mendapat WA dari rekan guruku itu. Kami pun berkenalan lewat WA.Setelah seminggu berkomunikasi lewat WA kami bertemu di Ramayana Cileungsi meski saat itu aku juga merasa heran mengapa Pak Herwan ini mengajak ketemuan kok di Ramayana padahal aku tahu disana tidak ada tempat makan. Rupanya Pak Herwan tidak tahu jika di Ramayana tidak ada tempat makan akhirnya kami ngobrol sambil makan bakso sukowati yang ada di samping Ramayana saat itu aku ditemani Cicih dan Nani.

Belum ada hal yang istimewa diantara aku dan Pak Herwan hanya saja aku butuh waktu untuk mengenal lebih jauh kepribadiannya meski guruku telah menceritakan banyak hal tentang dia.Kami pun kembali bertemu untuk sekedar makan kali ini pertemuan kedua di Metropolitan Mall Cilengsi yang paling berkesan saat itu Pak Herwan membawakan aku buah anggur.

Kiranya Pak Herwan ini calon kepala sekolah SMP paska pertemuan kedua beliau pamit untuk melaksanakan bimtek kepala sekolah dan memohon doaku agar lancar dan lulus dalam kegiatan itu.Pria sederhana dan lugu tak banyak kata seperti yang kudengar dari Pak Ucu guru matematiaku yang mempromosikannya padaku.

Setelah dua bulan perkenalan aku dengan Pak Herwan, aku merasa ada kecocokan bahkan kami satu misi yaitu melanjutkan kehidupan demi sisa masa dan buah hati dalam kedamaian.Akhirnya dihari libur 17 Agustus 2021 kami bertemu dua keluarga untuk saling berkenalan.Awalnya aku tidak cerita rencana pertemuan ini kepada Gilang karena aku khawatir Gilang tidak bersedia tapi Alhamdulillah acara perkenalan keluarga ini berjalan lancar.Aku merasa senang karena  kulihat Gilang ramah dan akrab mengobrol dengan Si Abang ( panggilanku untuk Pak Herwan ) dan ketiga anaknya yaitu Alip, Alpin dan Alya. Alhamdulillah aku merasa lega.Gilang dan Alda tidak keberatan jika aku memilih Si Abang untuk menjadi pengganti ayahnya hanya saja Gilang menyarankan aagar kami menikah setelah setahun kepergian suamiku.Aku dan Si Abang pun menyepakatinya.

Pertemuan, perpisahan, kelahiran dan kematian bukan hal yang kebetulan tapi tentu semua itu ketentuan Allah yang tiada seorang pun kuasa menolaknya. Aku hanya tak henti meminta yang terbaik untuk hidupku dan keluargaku .Tak terasa tiba di  9 September 2021 setahun kepergian suamiku aku pun mengadakan acara selametan nepung tahun dan Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar.

Usai selametan setahun kepergian suamiku tepatnya tanggal 19 September 2021 Si Abang datang melamarku bersama keluarga besarnya. Cincin bermata biru melingkar di jari manisku sebagai pertanda ikatan resmi hubungan kami. Keesokan harinya aku menemui Pak Amil Musa untuk mendaftar pernikahan di KUA.

Kabar lamaran dan rencana pernikahanku ini kiranya menuai berbagai komentar dari teman – teman dan tetanggaku. Ada yang komentar mengapa begitu cepat aku menikah lagi.Ada juga yang komentar lebih cepat lebih baik. Bahkan ada yang turut bahagia karena aku menemukan jodoh yang sefrekwensi sama – sama guru sama – sama ditinggal wafat pasangannya.Tentu mereka tak perlu tahu alasanku itulah sebabnya aku tak menghiraukannya.

Sabtu 9 Oktober 2021 pukul 09.00 WIB, Ijab kobul terucap sudah di Mesjid Jami Baeturrahmah disaksikan sahabat – sahabatku, sodara – sodaraku dan tamu undangan serta rombongan besan.Aku duduk diapit Gilang, Alda dan Syifa. Begitu juga Si Abang diapit oleh Alip,Alpin dan Alya. Tak ketinggalan rekan- rekanku dari GGS yang mengejutkan aku dengan tepuk tangannya usai Si Abang mengucapkan ijab kobul kulihat mereka begitu antusias dan turut berbahagia atas pernikahanku ini.

Tak aku kira acara pernikahanku sebegitu meriahnya karangan bunga persembahan dari GGS terpajang indah di depan gerbang rumahku.Tenda berhias bunga – bunga bak pernikahan anak gadis saja.Musik orgen mengalun syahdu menghibur para tamu.Group buthong menyambut tamu penuh semangat  dengan seragam merahnya.Bahkan adikku Ecah dan adik – adik iparku yang masak untuk menjamu para tamu.Aku sangat bersyukur atas anugerah yang Allah beri di hari pernikahan keduaku ini.

Cibodas tempat yang kami pilih untuk berbulan madu.Udaranya yang dingin membuat kami terlena hingga lupa jika kami sudah tidak muda lagi. Bak gadis dan bujangan yang dimabuk asmara kami bersepeda mengelilingi taman  di kebun raya Cibodas Tapi sayang aku hanya memiliki waktu dua hari karena aku harus segera masuk sekolah saat itu pembelajaran sudah tatap muka meski baru 50%.

Aku sangat bersyukur karena akhirnya aku bersuami lagi.Herwan Sulistio yang kini  kupanggil papah adalah suami yang baik dan sangat penyayang. Kelembutan kata dan sikapnya membuat aku luluh dan sangat mencintainya. Papah sangat memanjakan aku apa yang kupinta selalu diturutinya.Papah juga menyayangi anak dan cucuku.

3 sampai 5 November 2021 kuikuti kegiatan Pendidikan Kepramukaan yang bertempat di Hotel Grand Pesona Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor.Bimtek pertama paska pernikahanku.Selama tiga hari kutinggalkan papah dan untuk kenyamanannya kusarankan agar papah tinggal dirumahnya.Sejak menikah papah tinggal di rumahku sementara anak – anaknya tinggal dirumah papah.Aku tidak mungkin meninggalkan Alda sendirian dirumah terlebih jarak dari rumah papah terlalu jauh ke sekolahku jika aku harus tinggal di sana. Tapi untuk menjalin kedekatan antara aku dengan anak- anak papah setiap sabtu sore aku menginap di rumah papah.

Tanggal 9 – 11 November 2021, aku terpanggil lagi untuk mengikuti workshop Pembinaan Gerakan Pembudayan Literasi Jenjang SD yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor di hotel Garbera Cipayung Bogor.Pesertanya tentu para guru yang jago dalam hal literasi bahkan ada beberapa guru yang sudah menerbitkan novel salah satunya sahabatku Mardianaa dari Kecamatan Taman Sari.Papah mengantarkan aku ke lokasi bersama anak – anak tapi aku terkejut karena keesokan harinya papah kembali ada di hotel bahkan menyewa sebuah kamar untuk kami berdua.Hal ini tentu jadi bahan ledekan teman – teman sekamarku karena aku harus pindah kamar maklum pengantin baru candaku.

Hari – hariku terasa indah karena papah memanjakan aku,menuruti kemauanku bahkan papah mau membantu aku dalam mengerjakan pekerjaan rumah jika aku tidak sempat mengerjakannya seperti menyapu, mengepel bahkan mencuci piring. Hal ini karena papah mulai terbiasa sejak almarhun sang istri meninggal dunia.Bahkan papah tidak membatasi pergaulan dan kegiatannku bersama teman – temanku alumni SMP maupun alumni YAPIDA , bahkan tak jarang juga papah turut serta dalam kegiatanku bersama teman – temanku.

Kini aku kembali bersemangat dalam meningkatkan pengembangan diri dan karierku karena papah akan selalu mendukung segala kegiatanku. Aku bersama teman – teman KKG mengikuti pancalonan guru penggerak angkatan ke 7. Aku bersyukur dan bangga saat namaku ada diantara nama – nama teman KKG yang lulus di tahap satu.Aku kian bersemangat dan mempersiapkan diri untuk melaju ke tahap ke dua yaitu praktek mengajar dan wawancara.Tapi kiranya nasibku kurang beruntung namaku tidak ada diantara nama – nama guru CGP angkatan 7 yang lulus.Entah aku tidak mengerti tahap mana yang kurang bai k kuituti hingga aku tak layak untuk lulus Aku sangat sedih dan kecewa.Terlebih teman – temanku pun merasa tidak percaya jika aku harus tidak lulus.Mungkin jawaban yang kuberikan saat tahap wawancara kurang memuaskan asesor. Papah berusaha menghiburku dan menyemangatiku untuk ikut CGP angkatan 8 tapi saat itu aku kehilangan semangat lagi.

Aku kembali fokus pada kegiatan mengajar bahkan aku juga menyediakan waktu untuk les di rumahku karena kulihat siswa – siswi kelas 6 B yang kini menjadi tanggungjwabku sangat tertinggal dalam pelajaran matematika khususnya perkalian dan pembagian.Alhamdulillah setelah tiga bulan ada perkembangan yang cukup baik anak – anak mulai dapat mengerjakan soal – soal matematika dengan mudah dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

Saat liburan semester satu tiba – tiba Pak Mad Soleh mantan kepala sekolah SDN Gandoang 02 bertanya kepadaku apakah aku mau pindah ke SDN Cileungsi 8 tempat beliau bertugas saat ini  tentu aku jawab tidak karena jaraknya terlalu jauh dari rumahku.Ternyata Pak Mad Soleh menyarankan agar aku pindah karena beliau ingin menyalonkan aku untuk menjadi kepala sekolah. Tiba – tiba aku teringat pengawas baruku Pak Madsolih yang merupakan teman satu kampung dengan suamiku.Aku bertanya tentang adanya pencalonan kepala sekolah dan beliau bertanya apakah aku bersedia jika beliau mencalonkan aku untuk menjadi kepala sekolah tentu aku harus menyampaikan hal ini kepada suamiku terlebih dahulu.Papah sangat mendukung agar aku bersedia untuk dicalonkan sebagai kepala sekolah oleh bapak pengawas ini, dan akhirnya secepatnya kusampaikan kesedianku ini aku diberi waktu dua hari untuk mempersiapkan berkas dan portofolio sebagai salah satu sarat mencalonan. Alhamdulillah dalam waktu dua hari aku dapat menyelesaikan portofilo dan mnyerahkannya kepada pengawas Pak Madsolih.

Awalnya aku ingin merahasiakan pencalonanku sebagai kepala sekolah kepada teman – temanku di sekolah rupanya Ibu Titing kepala sekolahku  telah mengatakannya kepada teman – teman dan berharap teman – teman mendoakan agar aku segera mendapat SK .Aku hanya berharap yang terbaik yang Allah beri untukku dan keluargaku.